Selain kompetensi manajerial, pemerintah juga menekankan kemampuan teknis dan pemahaman sosial kultural khas Sumba Timur sebagai bagian tak terpisahkan dari jabatan publik. Nilai-nilai lokal seperti kesederhanaan, pelayanan, dan solidaritas harus menjadi roh kepemimpinan.
Figur yang biasa disapa Yon Hani itu juga menambahkan bahwa jabatan yang dilamar bukan sekadar kursi strategis, melainkan tanggung jawab moral untuk mengawal percepatan pembangunan. “Pemkab butuh figur yang mampu mengeksekusi visi-misi daerah secara nyata,” ujarnya.
Tahapan seleksi dipastikan berjalan ketat dan melibatkan tim penilai independen. Mekanisme penilaian tidak hanya fokus pada tes tulis, namun juga asesmen kompetensi dan presentasi gagasan.
Dengan bergulirnya proses ini, masyarakat Sumba Timur berharap lahir pemimpin birokrasi baru yang lebih adaptif, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan publik. Jika semuanya berjalan sesuai jadwal, pengisian enam jabatan strategis ini akan memperkuat roda pemerintahan pada awal tahun mendatang.
Seleksi terbuka JPT menjadi bukti bahwa Pemkab Sumba Timur mendorong tata kelola birokrasi yang bersih dan modern. Publik kini menanti siapa saja figur yang akan mengisi jabatan penting tersebut.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait
