Namun, keunikan itu menghadirkan paradoks ketika keduanya mulai bekerja sebagai guru SD di Minnesota. Meski mengajar bersama dan masing-masing memiliki gelar sarjana, sekolah hanya memberikan satu gaji untuk satu posisi. “Kami lebih fokus pada murid dan tanggung jawab kami. Gaji bukan segalanya,” ujar Brittany dengan senyum tenang.
Kisah mereka mengundang perenungan. Dunia sering kali menghitung manusia berdasarkan jumlah fisik, bukan kompleksitas jiwa di dalamnya. Abigail dan Brittany menunjukkan bahwa hidup bukan soal tubuh yang utuh, tapi semangat yang menyatu dalam harmoni.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait