Para umat penuh antusias melewati kebun-kebun warga yang penuh dengan buah-buah komoditi dan rempah seperti pala cengkeh dan coklat serta melewati sungai. Tak lupa selama perarakan para OMK juga menempelkan spanduk-spanduk bertuliskan tema cinta lingkungan dan penolakan geothermal atau panas bumi.
Menurut Frater Dhems Dheba, koodinator drama jalan salib ini, tablo atau drama kali ini berbeda dari drama jalan salib pada tahun-tahun sebelumnya karena drama kali ini membawa tema pertobatan ekologis.
Pemeran Yesus dalam Jalan Salib Tematis saat mencermati salah satu poster yang menjelaskan lokasi pengeboran panas bumi di Nagekeo - Foto : iNewsSumba.id
Dhems mengatakan dalam pertobatan ekologis para OMK ini ikut menyuarakan pesan yang disampaikan dalam surat gembala Uskup Agung Ende serta uskup 6 uskup lain seperti uskun Denpasar, Uskup Labuan Bajo, Uskup Ruteng, Uskup Maumere, dan Uskup Larantuka yang tegas menolak proyek geothermal di Pulau Flores dan Lembata, yang telah membawa kerusakan lingkungan.
Para OMK ini cemas karena daerah Mauponggo yang dekat gunung berapi ini juga menjadi incaran untuk proyek panas bumi pemerintah pusat yang sangat dekat dengan kampung halamannya dan wilayah gereja.
“ Saya mengangkat tema ini untuk disatukaan ke dalam tablo dengan judul inilah ibumu, alam ini menjadi rahim dan yang kedua kami mau menunjukan penolakan terhapadap aktivitas eksplorasi panas bumi dan ada satu di Mauponggo dan di Stasi Pajoreja saya pikir ini satu kontribusi omk bahwa mereka cinta akan alam dan peduli akan alam sehingga menolak geothermal,” kata Dhems yang sedang dalam proses orientasi pastoral di Paroki Yohanes Baptista Wolosambi.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait