“Terus terang sampai kini mama dan saya masih takut dan cemas. Karena itu kami sekarang ada di rumah keluarga. Yang kami herankan kok sampai sekarang Bapak (pelaku) belum juga ditangkap dan ditahan. Harusnya diproses biar tobat dan kita bisa rasa aman,kami takut sewaktu-waktu Bapa bisa ke sini dan pukul kami lagi,” ungkap Shelvy diamini ibunya.
Mariana yang merupakan ibu rumah tangga dan merantau dari Makassar bersama suaminya sejak puluhan tahun silam itu, lebih jauh menjelaskan, dirinya dan anak-anaknya telah berulang kali menjadi korban pemukulan atau KDRT suaminya. Hal mana dibenarkan Shelvy, puteri sulungnya yang setia mendampingi dan berikan penguatan.
“Sudah terlalu sering, tidak bisa terhitung. Dan selalu peristiwa mama dan saya dipukul itu setelah Bapak konsumsi miras. Nanti kalau sudah hilang mabuknya, macam tidak ada apa-apa, tapi kalau mabuk miras macam kesurupan,” imbuh Shelvy.
Ditanya lebih lanjut terkait pelaporan kasus ini, Mariana dan Shelvy mengatakan, pihaknya kecewa karena lamban penanganan. Karena itu, beberapa saat setelah pelaporan itu, STPL sebagai bukti pelaporan tidak lagi mereka gubris.
“Karena rasa lamban dan bahkan kesannya cuek dengan laporan kami, apalagi mama terbatas dalam berbicara dan berbahasa, kami jujur saja kecewa dan kemudian itu STPL kami buang. Kami keluarga sungguh kecewa jadi kami sampai hubungi kakak wartawan,” jelas Shelvy.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait