SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id - Beras Bantuan Sosial (Bansos) yang pengadaannya menggunakan Dana Insentif Daerah (DID) telah lebih dari 90 persen disalurkan pada ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) oleh Dinas Sosial Kabupaten Sumba Timur, NTT. Namun sejumlah penerima pada beberapa wilayah mengeluhkan kualitas beras Bansos itu. Selain berwarna kekuningan dan ada yang kehitaman, juga berbau apek hingga disebutkan tidak layak konsumsi.
Terkait keluhan itu, Kepala Dinas Sosial Sumba Timur, Harun Rodis Marambadjawa, menegaskan siap untuk menarik dan menggantikan beras yang kualitasnya dikeluhkan warga itu. Hal itu disampaikannnya kala dikonfirmasi iNews.id di ruang kerjanya, Jumat (5/1/2023) siang lalu.
“Berapapun banyak berasnya jika merasa tidak layak dikonsumsi jangan dimakan, karena akan kami tarik dan gantikan kembali.Kami sudah punya komitmen dengan kontraktor untuk menarik dan menggantikan beras yang kondisinya seperti itu,” tandas Harun.
Harun yang saat itu didampingi Sekdis Sosial, Yiwa Kondanamu dan pejabat teras Dinas Sosial Sumba Timur itu lebih lanjut menyatakan, keluhan serupa pernah pula disampaikan warga Desa Kalamba, Kecamatan Haharu. Juga saat pembagian di Kecamatan Kambata Mapambuhang beberapa waktu lalu. Namun demikian beras Bansos yang dikeluhkan warga Kalamba telah diambil dan diuji kembali oleh pihak Dinsos dan ternyata layak konsumsi.
“Setelah kita coba masak ternyata enak untuk dimakan dan sesuai hasil laboratorium di Karantina asal beras dimaksud disebutkan beras itu layak. Hanya yang di Kambata Mapambuhang ada 10 karung yang rusak karena rembesan air hujan saat pembagian, itupun sudah kita ganti,” papar Harun.
Kepala Dinas Sosial Sumba Timur (duduk di sofa) bersama jajarannya ketika dikonfirmasi terkait beras Bansos yang dikeluhkan warga tidak layak dikonsumsi - Foto : iNewsSumba.id
Dikesempatan yang sama Harun menambahkan, untuk pengadaan beras Bansos DID itu dianggarkan sekitar Rp4 miliar. Dana itu untuk pengadaan beras sebanyak 280 ton. Kontraktor sebutnya mengumpulkan beras sebanyak itu dari daerah Jawa Tengah.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait