“Sinergitas dan kolaborasi itu diwujud nyatakan dengan Gerakan Pengendalian Serentak Belalang Kembara Secara Gotong Royong di Wilayah Sumba Timur, melalui Keputusan Bupati Sumba Timur Nomor: 137 Tahun 2023, yang dilaksanakan serentak pada tanggal 6 Februari 2023. Kegiatan itu berhasil sekalipun banyak pesismisme yang digaungkan oleh pihak tertentu,” tandas Khristofel sembari menambahkan gerakan itu sejatinya telah lalui evaluasi ilmiah oleh institusi seperti IPB, UGM, Kementerian Pertanian, dan FAO agar lebih terarah dan strategis.
“Saat itu pada 6 Februari 2023 seluruh sekolah diliburkan, juga ASN, masyarakat umum. Langkah itu saya ambil untuk melakukan pengendalian serentak dan berhasil menangkap lebih dari 21 ton belalang kembara yang ditukarkan dengan 11,5 ton beras bagi masyarakat,” imbuh Bupati Khristofel.
Dilandasi dengan realitas bahwa memerangi dan mengendalikan belalang akan sangat efektif jika dilakukan secara bersinergi dan kolaboratif, adalah hal yang kata Khristofel yang mendorongnya menginisiasi agar 4 Kabupaten se-Pulau Sumba punya pehamaman yang sama agar menghadapi dan menyikapi hama belalang itu secara lebih terencana, terorganisir dan menyeluruh.
Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade di tempat yang sama menegaskan tekad dan inisiatif yang dilakukan Pemkab Sumba Timur dalam upaya pengendalian dan penanganan hama belalang layak disambut positif.
“Tentunya sangat baik dan positif, karena itu marilah kita bersatu dalam tekad, berjanji dan berikar untuk berjuang bersama – sama menangani belalang kembara di pulau Sumba. Karena dampaknya sangat dirasakan oleh para warga terutama petani, tegas Yohanis.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait