SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Seluruh elemen masyarakat di Pulau Sumba wajib tingkatkan kewaspadaan terhadap virus rabies. Pasalnya 2 pulau besar di Propinsi NTT yakni Pulau Timor dan Flores telah terjangkit virus yang dominan tersebar oleh ternak anjing peliharaan maupun anjing liar.
Pentingnya kewaspadaan yang diawali dengan langkah pencegahan sedini mungkin itu jadi intisari yang mengemuka dalam Forum Group Discussion bertemakan ‘Peningkatan Kewaspadaaan Terhadap Penyakit Rabies di Pulau Sumba’. Diskusi itu dipimpin dan dipandu oleh Kepala Balai Karantina Pertanian Kupang - NTT, Yulius Umbu Hunggar dilaksanakan di restoran 77, Kampung Bugis, Kota Waingapu, Sumba Timur, Jumat (23/6/2023) siang lalu.
“Kasus rabies kini wajib jadi pencermatan semua pihak. Yang mana kian jadi perhatian terkit kasus yang terjadi bulan Mei lau di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Dari awalnya hanya 1 desa yang diisolir dan terjangkit pada 1 Kecamatan, kini telah meluas hingga 26 Kecamatan,” ungkap Umbu Hunggar.
Dalam diskusi yang dihadiri oleh sejumlah elemen seperti Polres dan Kodim Sumba Timur, KP3 laut, Pelindo dan Syahbandar Waingapu, Dinas Peternakan, Karantina, Wartawan dan elemen lainnya itu juga terungkap bahwa, kasus rabies yang terjadi di TTS telah mengakibatkan 400 orang harus jalani perawatan dan pengobatan.
“Tahun 1997 kasus rabies pernah terjadi dan menyerang Pulau Flores, kini di Pulau Timor. Syukur kita di Sumba masih hijau. Namun itu jangan buat kita semua lengah namun hendaknya kita optimalkan pencegahan masuknya Hewan Pembawa Rabies atau HPR dari luar Sumba,” tandas Umbu Hunggar.
Kerentanan Sumba akan terjangkitnya rabies lanjut Umbu Hunggar karena anjing sebagai Hewan penular rabies yang paling utama di masa kini sejak turun temurun dari masa silam sangat dekat dengan orang NTT termasuk Sumba. Selain jadi ternak atau hewan peliharaan, anjing juga menjadi bagian tak terpisahkan dari adat dan istiadat masyarakat di beberapa wilayah di Pulau Sumba. Tak hanya itu, anjing juga terkait dengan aspek ekonomi dimana ada banyak warga yang menjalankan usaha kuliner berbahan daging anjing.
Forum diskusi untuk antispasi dan pencegahan penyebaran dan masuknya virus rabies ke Pulau Sumba dilaksanakan di Waingapu, Sumba Timur dihadiri multi stake holder - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu
Syahdu Pramono, Subkoordinator Karantina Hewan NTT dalam diskusi itu memaparkan bahaya virus rabies jika menjangkiti manusia. Jika lambat dan salah penanganan, kata dia akan sangat sulit nyawa terselamatkan atau berdampak kematian bagi yang terjangkit.
“Kita hadir di sini untuk sama – sama menyatukan pemikiran dan langkah ke depannya agar Pulau Sumba ini bisa terus bebas dari virus rabies. Itu bisa terwujud jika menggunakan program pentahelix yakni libatkan seluruh stake holder sebagaimana berhasil dilakukan dalam penanganan dan antisipasi masuk dan tersebarnya wabah Penyakt Mulut dan Kuku atau PMK lalu,” paparnya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait