SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id - Padjaru Kondatana, seorang kakek berusia 77 tahun menjadi korban luapan banjir bandang sungai di Pinduharani, Kecamatan Tabundung Kabupaten Sumba Timur NTT, Rabu (12/4/2023) sekira pukul 02.00 dini hari lalu. Hingga kini kakek malang itu belum juga ditemukan oleh keluarga dan juga tim pencarian yang dilakukan tetangga dan pemerintahan desa serta kecamatan setempat.
Infromasi yang diterima iNewsSumba.id dari Oktavianus Takanjanji, Plt pada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Timur, Kamis (13/4/2023) menyebutkan, korban sebelumnya hendak pulang ke rumah paska melakukan pertemuan keluarga di rumah duka kerabatnya di desa Pinduharani.
“Saat pulang dari rapat keluarga duka di Pinduharani, korban yang hendak kembali ke rumahnya melintasi sungai yang membelah desa Praingkareha dan Pinduharani. Namun karena banjir besar, korban bersama kuda tunggangannya terseret hanyut oleh banjir bandang,” jelas Oktavianus.
Korban sebelumnya pada Selasa (11/4/2023) sekira pukul 05.00 WITA berangkat dari kediamannya di Desa Praingkareha bersama kuda tunggangannya. Saat pulangpun korban setia ditemani kuda tunggangannya. Karena tak kunjung pulang, kata Oktavianus, keluarga kemudian mencari korban dan menanyakan keberadaannya ke rumah duka.
Kuda tunggangan Padjaru, korban banjir bandang yang ditemukan telah mati terseret oleh banjir bandang di Pinduharani, Sumba Timur - Foto : iNewsSumba.id
“Setelah ditanya ke rumah duka ternyata kroban disebutkan sudah pulang. Karena kondisi Sungai baru mulai surut karena banjir, keluarga kemudian berupaya mencari korban di Sungai namun tidak membuahkan hasil. Keluarga hanya menemukan kuda tunggangan korban yang telah mati juga karena menjadi korban terjangan derasnya banjir,” urai Oktavianus.
Informasi lainnya yang dibagikan Oktavianus menyebutkan, hingga kini keluarga masih terus berupaya melakukan pencarian korban. Pencarian dipastikan akan kembali dilakukan esok hari, karena jelang akhir pencarian Kamis (13/4/2023) kain dan ikat kepala korban telah ditemukan keluarga.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait