YPLP PGRI NTT Roadshow ke Sumba Timur: SMA PGRI Waingapu Masuk Daftar Sekolah Terbaik

WAINGAPU, iNewsSumba.id – Dalam rangka memperkuat jaringan pendidikan dan menyerap langsung aspirasi dari sekolah-sekolah binaan, pengurus Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (YPLP PGRI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, Senin (26/5/2025).
Ketua YPLP PGRI NTT, Aplonia Dethan, didampingi Sekretaris Yacoba Bunga Kaho, menyambangi SMA PGRI Waingapu sebagai bagian dari agenda roadshow yang mencakup 30 sekolah di bawah naungan yayasan tersebut. Kunjungan ini bertujuan memperkuat lembaga pendidikan sekaligus menjaring aspirasi langsung dari para kepala sekolah dan pengurus yayasan di daerah.
Dalam pernyataannya kepada awak media, Aplonia mengungkapkan kekaguman dan apresiasi terhadap prestasi serta pengelolaan SMA PGRI Waingapu. Ia menyebut sekolah ini sebagai salah satu dari tiga SMA terbaik di bawah naungan YPLP PGRI se-NTT, berdampingan dengan SMA PGRI Plus Menelalete di TTS dan SMA PGRI Lembata yang telah meraih prestasi nasional.
“Ini kebanggaan tersendiri. Di tengah tantangan dunia pendidikan, SMA PGRI Waingapu tetap mampu menunjukkan kualitas yang luar biasa,” ujarnya.
Aplonia juga menegaskan pentingnya kehadiran YPLP PGRI di tengah dinamika pendidikan yang semakin kompetitif. Menurutnya, sekolah-sekolah swasta perlu mendapatkan motivasi, dukungan, serta ruang untuk berbagi dan menyerap inovasi.
“Kita tidak bisa diam. Persaingan dalam dunia pendidikan tidak bisa dianggap remeh. Kami hadir bukan hanya mendengar, tetapi juga memberi semangat dan inspirasi,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa ke depan YPLP PGRI akan menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) dan berbagai lomba antar sekolah PGRI se-NTT sebagai strategi memacu inovasi dan peningkatan mutu pendidikan.
Menanggapi seringnya pergantian kurikulum yang kerap terjadi tiap kali ada pergantian Menteri Pendidikan, Aplonia mengingatkan bahwa perubahan sejatinya bukan pada sistem, melainkan pada sumber daya manusianya.
"Kami juga praktisi, jadi sebenarnya yang berdinamika itu manusianya, bukan kurikulumnya. Sama dengan alat transportasi kan, mau bus atau mau apapun kan, mau generasi tua, generasi muda menggunakan alat transportasi yang sama. Mungkin kurikulum harusnya diterjemahkan demikian. Sehingga yang bergerak itu bukan kurikulumnya, tetapi manusianya yang bergerak. Ilmu pengetahuannya itu kan datang dari manusianya. Sehingga mungkin catatan juga untuk kepemerintah, tidak usahlah mempersulit sekolah dengan gonta-ganti kurikulum," urai Aplonia.
Uraian itu diamini oleh para guru dan pengurus YPLP PGRI NTT dan pengurus PGRI di Sumba Timur yang hadir dalam forum tersebut. Semuanya satu akan harapan agar sinergi antara yayasan, pengurus daerah, dan sekolah terus diperkuat demi masa depan pendidikan yang lebih baik.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu