Tangis Bupati SBD Pecah Usai Kampung Ratenggaro Dihina di Medsos: Harga Diri Rakyat Saya Terluka

TAMBOLAKA, iNewsSumba.id— Suasana haru menyelimuti pertemuan Bupati Sumba Barat Daya, Ratu Ngadu Bonnu Wulla, dengan warga Kampung Ratenggaro pada Jumat (24/5/20225). Dalam nada terbata dan mata berkaca-kaca, Ratu Wulla mengungkapkan luka hatinya setelah Kampung Adat Ratenggaro menjadi sorotan negatif dan viral di media sosial melalui akun "Jajo Keliling Indonesia".
“Saya sangat sedih dan terluka. Saya tidak terima masyarakat saya dihina hanya karena kekurangan. Harga diri mereka adalah harga diri saya,” ucap Bupati dengan suara bergetar, disambut keheningan penuh haru dari warga.
Viralnya video yang memperlihatkan kondisi kampung adat tersebut telah menimbulkan keprihatinan luas, bahkan ada yang menyebutnya “memalukan”. Ratu Wulla mengaku menangis saat membaca komentar-komentar itu.
Namun, kesedihan itu segera berubah menjadi tekad. Di hadapan masyarakat, Bupati perempuan pertama di Sumba ini berkomitmen penuh untuk menata kembali Kampung Ratenggaro agar menjadi ikon kebanggaan, bukan aib yang mempermalukan.
“Meski belum dianggarkan di APBD 2, saya akan cari cara. Saya sudah bicara dengan Bank NTT, mereka siap bantu,” tegasnya.
Bupati juga berjanji memberikan bantuan produktif bagi warga: perahu untuk nelayan, ternak untuk petani, dan alat tenun bagi para pengrajin. Bahkan, pelatihan bahasa Inggris dan seni budaya akan digalakkan demi menyiapkan generasi Ratenggaro sebagai tuan rumah wisata yang membanggakan.
Ia juga menekankan pentingnya penegakan Perdes pengelolaan wisata agar tak ada lagi pihak yang sewenang-wenang mengatur kawasan adat yang sakral itu.
“Ratenggaro bukan milik pribadi, tapi warisan budaya yang harus kita jaga bersama,” pungkasnya, disambut tepuk tangan warga yang penuh harapan.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu