SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id - Kehidupan masyarakat di Desa Kambatatana, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, NTT, hingga kini masih dibayangi persoalan klasik akibat lemahnya sinyal jaringan telekomunikasi. Kondisi ini membuat warga merasa frustasi dan kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari.
Keluhan akan buruknya kualitas jaringan terus berdatangan dari berbagai penjuru wilayah desa. Mulai dari kesulitan mengakses informasi, kendala dalam berkomunikasi dengan keluarga yang berada jauh, hingga terhambatnya aktivitas ekonomi seperti jual beli online, juga aktifitas belajar siswa dan mahasiswa.
Dominggus Lapu Ndapakamang, salah satu warga Kambatatana, spintan menyatakan keluhannya terkait sinyal yang tidak stabil, atau yang kini lazim disebut sinyal ‘Lemot’ itu.
“Saya seringkali kesulitan menghubungi anak saya yang kuliah di kota Malang. Ini sangat mengkhawatirkan," ujarnya.
Kondisi ini semakin diperparah dengan minimnya infrastruktur telekomunikasi yang memadai di wilayah tersebut. Letak geografis yang terpencil dan medan yang sulit menjadi tantangan tersendiri bagi operator seluler untuk membangun jaringan yang kuat.
Gerson Nggau Behar, selaku Kepala Desa juga mengakui, masalah sinyal lemah telah menjadi persoalan yang serius dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat.
"Kami telah berupaya berkoordinasi dengan pihak operator seluler untuk segera memperbaiki kualitas jaringan. Namun yaa, masih terus begini dan harus terus bersabar, tapi sampai kapan?" ungkapnya.
Adapun Desa ini sebenarnya sudah terlayani Telkomsel bakti aksi. Namun fungsinya belum memadai atau belumlah optimal.
*Penulis merupakan relawan Taman Baca Tirta Hamu Lipanggolu, Desa Kambatatana yang juga peserta pelatihan Jurnalistik dengan narsum jurnalis iNews.id
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu