Tokoh adat yang terlibat juga memberikan apresiasi pada kegiatan Inklusi Day. Seperti diutarakan Jhon Kembi, dari Desa Wanggameti.
"Sejak Indonesia merdeka, baru kali ini ada event Nasional di Desa Wanggameti. Ini adalah penghormatan yang luar biasa untuk masyarakat adat," tukas Jhon Kembi, tokoh adat Desa Wanggameti.
Sementara itu, Desa Kalamba yang juga menjadi wilayah pelaksanaan Inklusi Day memberikan contoh nyata komunitas yang berusaha mempertahankan kearifan dan pengetahuan lokal mereka di tengah arus modernisasi dan ragam tantangan pembangunan. Terbatasnya akses layanan dasar, diskriminasi, hingga ancaman eksistensi budaya. Namun dengan Kearifan lokal dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, bisa menopang kehidupan sosial kemasyarakat warga Desa Kalamba. Hal mana terus diperkuat dengan program Estungkara yang melakukan advokasi hingga penguatan kelompok ekonomi komunitas untuk mendorong masyarakat adat yang berdaya.
Bupati Sumba Timur hadiri puncak Inklusi Day di Desa Wanggameti, Kecamatan Matawai La Pawu bersama ketua TP dan sejumlah pimpinan OPD - Foto Kolase : LBL/iNewsSumba.id
Untuk diketahui, KEMITRAAN adalah satu-satunya organisasi Indonesia yang terakreditasi untuk menyalurkan dana internasional Adaptation Fund dan Green Climate Fund untuk ketahanan negara berkembang terhadap perubahan iklim. Di tahun 2021 KEMITRAAN resmi bergabung dalam Koalisi UNCAC, yaitu jaringan global di lebih dari 100 negara yang berkomitmen untuk mempromosikan ratifikasi, implementasi dan pemantauan UNCAC (United Nations Convention Against Corruption).
Sementara LBL merupakan lembaga yang bergerak pada isu inklusi sosial dan masyarakat adat. Juga salah satu mitra implementor Program Estungkara di wilayah Sumba Timur dalam mendampingi masyarakat adat dan Penghayat Marapu. LBL fokus dalam memperkuat komunitas dalam mengakses layanan dasar dan kemandirian ekonomi perempuan serta kelompok disabilitas.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu