SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Gerakan Stabilsasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang terealisasi dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kabupaten Sumba Timur, NTT telah sampai pada tahapan ke-15. Kali ini yang menjadi sasaran adalah umat Katolik pada Paroki Sang Penebus, Wara, Kota Waingapu dan sekitarnya.
GPM yang dilaksanakan di pelataran Paroki Sang Penebus, Sabtu (28/10/2023) itu disambut antusias oleh pimpinan dan umat Paroki pertama di lingkup kota Waingapu dan Kecamatan Kambera itu. Bupati Sumba Timur Khristofel Praing dalam sambutannya sebelum pelaksanaaan kegiatan itu menegaskan komitmen Pemkab untuk menjaga stabilisasi harga, pasokan dan ketersediaan pangan untuk perwujudan ketahanan pangan masyarakat di masa kini maupun mendatang.
Selain itu kata Khristofel, pelaksanaan GPM ini merupakan sibergi pemerintah dengan ragam stake holder BUMN dan BUMD serta distributor pangan. Yang mana semuanya bertujuan untuk menciptakan kondisi masyarakat yang dapat memperoleh bahan pokok dengan harga yang terjangkau, di bawah harga pasar.
“Kegiatan ini juga diharapkan bisa menjaga Stabilsasi Pasokan dan Harga Pangan dan salah satu upaya untuk pengendalian inflasi pangan,” tandas Khristofel.
Ketika memantau stand, Bupati Khristofel yang familiar dengan lingkungan paroki karena habiskan masa kecil dan masa mudanya di Wara itu sempat berdialog akrab dengan sejumlah umat. Salah satunya sempat berdialog dan bercengkrama dengan Mikael Heren, pensiunan guru dan juga tokoh umat Paroki itu serta penyair dan penulis itu.
Bupati Sumba Timur yang didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan beserta Kabid dan staf, Kepala Bulog Cabang Waingapu dan staf itu juga menyerahkan Bibit Hortikultura kepada Gembala umat Paroki Wara.
Dalam kegiatan GPM itu, produk pangan yang disediakan yakni Beras Medium 15 Ton, Beras Premium 2 Ton, Gula Pasir 500 Kilogram, Minyak Goreng 30 Dos yang dipasok Bulog Waingapu. Selain itu ada juga distributor lain yang memasok Telur Ayam 50 Rak, Bawang Merah dan Bawang Putih masing – masing 100 kilogram dan aneka sayuran.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu