Ritual ini sudah dua tahun terakhir kembali dilaksanakan warga. Dan dipastikan akan jadi rutinitas. Hal itu ditegaskan oleh Tay Pekambani, nelayan dan juga tokoh masyarakat setempat.
“Kita lihat hasil laut akhir – akhir inni menurun. Jadi kita hubungi dan cari Ama Wunang untuk Hamayang (Doa). Kalau tidak yaa bisa tambah turun hasil laut, tapi kalau sudah hamayang begini kita nelayan akan lebih lega dan yakin hasil laut akan kembali bagus,” ungkap Pekambani.
Disaksikan saat itu, ayam yang telah dibakar bulunya lalu dibelah, setelah itu usus dan hati ayam dikumpulkan kemudian dibawa ke tetua adat dan para tokoh untuk didoakan dan dicermati. Hal itu dimaksudkan sebagai media dari leluhur yang bisa beri isyarat atau petunjuk, tentang hasil laut dan perilaku yang harus dihindari oleh para nelayan.
Wunang atau tetua adat bersama para tokoh adat mencermati usus dan hati ayam untuk menafsirkan petunjuk leluhur dalam Ritual Puru La Katouda Iyang di Kawangu, Sumba Timur - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu
Selanjutnya hati dan ayam panggang terbesar dan terbaik disajikan bersama nasi dalam mangkok tempurung kelapa untuk didoakan Wunang. Dan diberikan sebagai persembahan pada leluhur dan Penguasa Semesta.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu