Di tempat yang sama, Umbu Nggiku Njakatara, PJ Kemahasiswaan mengatakan, diharapkan dari pelatihan ini ke depannya bisa menjadi petunjuk terkait bagaimana idealnya para mahasiswa memberikan informasi kesehatan di media sosial. Informasi dalam kaitan profesi keperawatan kata dia nantinya juga bisa diberengi dengan informasi kesehatan tentu akan bermanfaat bagi diri dan juga masyarakat jika disajikan dengan baik dan benar.
Adapun pelatihan dengan mederator Ika Tatu Rija diikuti antusias oleh 60 – an mahasiswa. Rian Nong memberikan materi terkait pengenalan jurnalisme dasar selanjutnya Dion Umbu Ana Lodu memberikan materi tentang jurnalisme televisi.
Sebagian Mahasiswa dan dosen pembimbing Prodi Keperawatan Waingapu pose bersama usai ikuti pelatihan dasar jurnalistik - Foto : Dion Umbu Ana Lodu
Antusiasnya peserta pelatihan ditandai dengan banyaknya pertanyaan seputar seluk beluk dan suka duka kerja wartawan. Juga disertai pertanyaan kritis dari peserta.
“Ada kalanya saya lihat di media online dan juga televisi ada penggunaan bahasa yang tidak pas atau bahkan saya nilai penyebutan nama orang tidak dengan inisial dalam berita kriminal misalnya. Apa ini tidak melanggar aturan?” tanya Geralda salah satu Mahasiswi dalam sesi diksusi.
Menjawabnya, Dion dan juga Rian dalam kesempatan terpisah menjelaskan, untuk berita kriminal terkategori extra ordinary crime atau kejahatan luar biasa, seperti kekerasan pada anak dan perempuan, korupsi, narkoba dan terorisme, media tertentu langsung menyebutkan nama terang tersangka pelaku. Namun untuk korban kekerasan pada anak dan perempuan, yang paling tepat adalah media menghindari penyebutan nama bahkan alamat secara detail dari korban . Hal itu tandas Dion sebagai bentuk rasa simpati dan empati pada korban juga menghindarkan korban dari rasa trauma yang berlebihan dan berkepanjangan.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu