Muhdi kemudian menjalin Kerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mandiri Sejahtera di desanya, yang menjaga pasokan bahan baku utama singkong agar produksi keripik singkongnya tetap stabil.
Nasib mempertemukan Mahdi dengan seorang pengusaha asal Korea Selatan yang sedang bermain golf di desa tempat Muhdi tinggal, Desa Tuntungan II, Deli Serdang. Setelah pengusaha asal Korea Selatan ini mencicipi keripik singkong krispi buatannya, sang pengusaha mulai menjadi penggemar makanan camilan yang popular di Indonesia ini.
Muhdi kemudian dihubungi oleh asisten dar pengusaha asal Korea Selatan tersebut untuk menyiapkan sampel keripik singkong untuk dibawa pulang oleh turis tersebut ke negara asalnya. Selanjutnya Muhdi diminta menyiapkan sebanyak 2.400 dus dan setiap setiap dusnya berisi 2,4 kilogram (kg) keripik singkong. Itulah awal dari diekspornya keripik singkong buatan Muhdi ke Korea Selatan melalui pelabuhan laut Belawan, Medan.
Untuk mempermudah proses ekspor, Muhdi membekali produk kripik singkongnya dengan Free Sale Certification, Health Certification, dan ISO 22.000.
Demikian kisah inspiratif Muhdi, yang sukses mengolah sumber daya lokal sederhana berupa singkong menjadi camilan mendunia yang berhasil mengekspor kripik singkong ke Korea Selatan hingga 3 kontainer tiap bulannya.
Bagaimana? Apakah anda sudah mulai berpikir sumber daya lokal yang dapat diolah menjadi camilan mendunia?
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu