JAKARTA, iNewsSumba.id – Kuota haji yang semestinya diberikan untuk memudahkan jemaah, kini berubah menjadi ladang bisnis oleh sejumlah travel. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan, hampir 400 travel diduga memanfaatkan celah haji khusus untuk meraup keuntungan.
Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menuturkan bahwa skala keterlibatan travel cukup besar sehingga membuat penyelidikan berjalan lebih lama. “Ya itu kan hampir hampir 400 travel, itu yang membuat ini juga agak lama,” katanya di Gedung Merah Putih, Kamis (18/9/2025).
Penyidik KPK kini harus meneliti secara detail jumlah kuota yang diperoleh tiap travel dari Kementerian Agama. Sebab tidak semua penyelenggara mendapat porsi sama. Ada yang hanya beberapa ribu kursi, ada pula yang mencapai belasan ribu.
“Kuota haji itu misalnya travel A sekian puluh ribu, di yang B bisa saja lebih besar 10 ribu 20 ribu,” jelas Asep. Ketimpangan ini menurutnya menjadi titik masuk untuk menelusuri permainan harga kursi haji.
Harga yang ditawarkan travel pun bervariasi, dipengaruhi faktor permintaan dari calon jemaah. Jika kursi sedikit sementara pendaftar banyak, tarif melambung. Sebaliknya, kursi kosong membuat harga turun.
“Kita benar-benar telusuri berapa sih dijualnya rata-rata. Karena berbeda-beda dari masing-masing travel tadi,” imbuhnya.
Fenomena ini memperlihatkan wajah bisnis ibadah yang kian terbuka. Kuota tambahan yang seharusnya membantu jemaah, justru dijadikan komoditas untuk mempertebal keuntungan penyelenggara.
Asep menegaskan, penyidik tidak akan gegabah. Proses membutuhkan waktu karena setiap data harus dipastikan valid. “Kalau kuotanya dia punya lima tapi yang daftar cuma dua, nah itu kan dia pasti tidak terlalu tinggi,” ujarnya memberi contoh.
Publik kini menunggu langkah tegas KPK. Apakah permainan kuota haji ini akan dibongkar hingga ke akar, atau sekadar berhenti di permukaan.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait
