LEMBATA, iNewsSumba.id – Kabupaten Lembata kini menghadapi kenyataan pahit: 242 kasus HIV/AIDS tercatat sepanjang 2017 hingga 2022. Angka ini menjadi alarm keras yang tak bisa lagi diabaikan. Dengan fasilitas terbatas dan anggaran minim, pencegahan HIV/AIDS tak bisa lagi hanya mengandalkan pemerintah. Kolaborasi lintas sektor menjadi jalan keluar yang kini mulai ditempuh.
Yayasan Plan International Indonesia hadir menawarkan pendekatan baru. Melalui workshop pencegahan HIV/AIDS di Ballroom Olimpic, Kamis (11/9/2025), Plan Indonesia menggandeng OPD, desa, sekolah, puskesmas, hingga komunitas olahraga. Tujuannya sederhana namun mendasar: membangun komitmen bersama.
“Pencegahan hanya bisa berhasil jika semua pihak bergerak. HIV/AIDS bukan isu individu, melainkan isu masyarakat,” kata Erlina Dangu, Manager Programme Implementation Area Lembata Plan Indonesia. Program ini dijalankan hingga pertengahan 2026 dengan fokus pada edukasi remaja dan komunitas.
Selain workshop, Plan Indonesia juga menyusun langkah nyata: survei pemahaman masyarakat, pelatihan remaja sebagai pendidik sebaya, sosialisasi ke sekolah dan desa, hingga kampanye berbasis olahraga. Strategi ini dirancang agar isu HIV/AIDS tidak berhenti di ruang seminar, tetapi benar-benar menyentuh akar komunitas.
Bagi Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Lembata, kehadiran Plan Indonesia adalah kabar baik. Nefri Eken menuturkan, keterbatasan dana seringkali membuat KPAD sulit menjangkau populasi kunci. “Kolaborasi ini ibarat oksigen baru. Dengan dukungan organisasi masyarakat, beban kerja bisa terbagi,” katanya.
Ia menambahkan, desa dan sekolah bisa menjadi tulang punggung. Jika keduanya konsisten menggelar sosialisasi, stigma terhadap ODHA perlahan bisa dikikis. “Lingkungan bebas stigma adalah fondasi utama pencegahan,” tegasnya.
Senada, Dinas Kesehatan Lembata menilai sinergi multipihak mampu memperluas jangkauan edukasi. Merry Beyeng menyebut Plan Indonesia membawa energi tambahan dalam upaya daerah membangun masyarakat sehat.
Lembata kini berada di persimpangan. Tanpa langkah serius, angka kasus bisa terus merangkak naik. Namun dengan kolaborasi yang dirajut lintas sektor, ada harapan rantai penyebaran HIV/AIDS bisa diputus.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait
