Minim fasilitas pun membuat sekolah harus meminjam perangkat. Ujian kali ini hanya ditopang delapan netbook, empat laptop pinjaman mahasiswa Universitas Stella Maris (Unmaris) Sumba, dan perangkat seadanya milik guru.
Namun, semangat anak-anak tak pernah padam. Mira Septia Tanggu, salah satu siswi, tetap menaruh harapan besar. “Kami tetap semangat. Semoga tahun depan tidak seperti ini lagi. Jaringan internet, jalan, dan listrik di desa kami harus lebih baik,” katanya lirih.
Para siswa SMP Negeri 6 Wewewa Selatan di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT laksanakan ANBK diruang terbuka beratap langit-Foto: iNews Sumba
Kondisi ini menjadi kontras yang kian menyengat publik: para pelajar di pelosok berjuang demi koneksi, sementara legislator di Senayan sibuk memperdebatkan fasilitas baru mereka. Sebuah ironi yang mempertanyakan keadilan distribusi anggaran negara.
Potret anak-anak Sumba yang duduk tegar namun wajah penuh tekad baja itu kini menjadi simbol, bahwa di balik megahnya gedung parlemen, masih ada suara kecil dari pelosok yang meminta hak sama untuk belajar dengan layak.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait