Namun pernyataan itu berlawanan dengan kesaksian beberapa siswa kelas IX C. Tiga siswi, Theresia Takoy, Vera Restiani Nenat, dan Rosa A. Dano, menyebut mereka juga dijambak bahkan ada yang dipukul di kepala. “Saya dan Rosa kena pukul, cuma Theresia tidak. Alasannya karena kelas belum dibersihkan,” ungkap Vera.
Kasus ini menambah panjang daftar kekerasan di sekolah. Masyarakat Kupang menanti langkah cepat dari Kepala Dinas Pendidikan, Dumul Djami, maupun Wali Kota Kupang, Christian Widodo, agar memberikan sanksi tegas.
Muncul pertanyaan besar: bagaimana mungkin sekolah yang mengusung label ramah anak justru melahirkan trauma pada peserta didiknya? Peristiwa di SMPN 11 Kupang kini menjadi cermin buruk wajah pendidikan di daerah.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait