Program Makan Bergizi di Kupang Malah Bikin 111 Siswa Tumbang, Dinas: “Kami Masih Tunggu Hasil BPOM”

Emi Maunmuti
Lebih dari 100 pelajar SMP Negeri 8 Kota Kupang dilarikan ke Rumah Sakit diduga keracunan makanan-Foto: Tangkapan Layar FB

KUPANG, iNewsSumba.id — Program unggulan Pemerintah dalam wujud Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 8 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, justru membawa malapetaka. Sebanyak 111 siswa mendadak tumbang usai menyantap makanan sekolah yang semestinya menunjang kesehatan mereka. Hingga kini, penyebab pasti kejadian ini belum terkonfirmasi, lantaran hasil uji laboratorium dari BPOM belum keluar.

Insiden ini terjadi pada Selasa (22/7/2025) pagi lalu, sekitar pukul 07.30 WITA, saat siswa baru saja bersiap mengikuti kegiatan belajar mengajar. Namun, sejumlah siswa tiba-tiba mengeluhkan mual, sakit perut, muntah, dan diare, bahkan ada yang bolak-balik ke toilet dalam keadaan lemas.

Kepala SMP Negeri 8 Kupang, Maria Roslin Lana, menjelaskan bahwa gejala awal muncul secara sporadis, namun cepat meluas ke banyak siswa.

“Tadi sekitar jam setengah delapan, satu dua anak mengaku mual, saya arahkan ke UKS. Tapi lama-lama banyak yang mencret dan muntah. Saya langsung hubungi Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan agar ditindaklanjuti cepat,” ujarnya kepada media ini.

Situasi sekolah pun seketika panik. Ambulans hilir-mudik mengevakuasi siswa ke sejumlah rumah sakit seperti RS Siloam, RSUD SK Lerik, dan RS Mamami. Sementara para orang tua yang mendapat kabar, segera datang menjemput anak-anak mereka.

Dinas Pendidikan: Penyebab Masih Misterius, Tunggu Hasil BPOM

Kepala Dinas Pendidikan Kota Kupang, Dumul Djami, membenarkan kejadian luar biasa ini. Ia menekankan bahwa pihaknya masih menunggu hasil laboratorium resmi dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengungkap sumber keracunan massal tersebut.

“Kami belum bisa menyimpulkan apa-apa. Memang ada 111 siswa yang diduga keracunan, tapi penyebab pastinya belum diketahui. Kita tunggu hasil uji lab makanan dari Balai POM. Itu penting agar tidak spekulatif,” jelas Dumul.

Ia juga menegaskan bahwa program MBG tidak boleh dijadikan kambing hitam sebelum ada bukti kuat dari hasil uji laboratorium.

“Jangan dulu salahkan program. Kita tunggu fakta ilmiah. Kalau sudah ada hasil lab, barulah kita tindaklanjuti lebih lanjut termasuk evaluasi menu dan penyedia makanan,” tegasnya.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network