WAINGAPU, iNewsSumba.id — Ribuan siswa dari berbagai sekolah di Kabupaten Sumba Timur, NTT, kompak mengenakan busana adat Sumba Timur untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan mengikuti ajang “NTT Menari” yang berhasil memecahkan Rekor MURI.
Lapangan Pahlawan Kota Waingapu disulap menjadi panggung budaya terbuka, tempat para pelajar menampilkan tarian tradisional Kandingang dan Gawi. Tak hanya gerakan yang memukau, formasi tari pun dibentuk membentuk ornamen mamuli — perhiasan adat khas Sumba — serta tulisan “NTT Menari”.
Kegiatan ini tak hanya mengusung semangat pendidikan, tetapi juga menjadi wujud nyata pelestarian budaya lokal. Para siswa tampak antusias, bangga mengenakan tenun ikat dan songket Pahikung dari berbagai daerah, seperti Umalulu dan Kambera.
Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi simbol komitmen terhadap pendidikan yang inklusif dan berbudaya.
“Ini bentuk dukungan kita terhadap pendidikan tanpa diskriminasi,” ujarnya saat meninjau pameran produk lokal yang juga digelar bersamaan.
Salah satu produk yang mencuri perhatian adalah minuman sari rumput laut, yang menurut Bupati “segarnya alami” dan layak dipromosikan lebih luas.
Sejumlah pelajar yang ikut ambil bagian dalam upacara dan menari massal mengaku bangga bisa terlibat dalam acara sebesar ini.
“Saya pakai busana kain songket Pahikung dari Umalulu,” ungkat Salsa.
Sejumlah pelajar yang ikut ambil bagian dalam upacara dan tarian massa meriahkan Hardiknas di Sumba Timur - Foto : iNewsSumba.id
“Kalau saya pakai kain tenun ikat kombu dari Kambera, juga kalung anahida dan mamuli,” timpal Satzi rekannya sesam pelajar SMAN 2 Waingapu, yang ikut menari massal Kandingang dan Gawi.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait