SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Penerapan kurikulum merdeka kampus merdeka yang menjadi salah satu pijakan digelarnya diskusi publik sekaligus dilaunchingnya Sumba Partners Club (SPC) oleh Prodi Hukum Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina) Sumba, Jumat (15/12/2023) sore hingga malam lalu. Momen inipun jadi ajang untuk mengungkapkan pendapat terkait hingar bingar politik dan juga kehidupan demokrasi.
Diskusi publik dengan tema “Pemilu 2024 dan Ancaman Erosi Demokrasi” itupun berlangsung hangat, karena menghadirkan stake holder terkait mulai dari penyelenggara pemilu, penegak hukum, pemerintah,politisi dan pers juga akademisi dari unsur dosen dan mahasiswa. Maklon F. Killa, Rektor Unkriswina Sumba dalam sambutannya menyatakan apresiasinya pada Ketua Prodi Hukum Unkriswina, Umbu Pajaru Lombu dan Owen Podger selaku mitra yang menggagas hadirnya SPC.
Beberapa pandangan yang diungkapkan oleh para tokoh yang hadir, senada menyatakan ancaman erosi demokrasi itu bukan lagi sebatas asumsi namun telah nyata terjadi. Hal itu makin menguat seiring paparan Hina Mehang Patalu, Ketua Bawaslu Sumba Timur yang menyatakan bahwa Sumba Timur menduduki rangking ke-4 nasional sebagai daerah yang ASN -nya tidak netral dalam Pemilu.
“Nyata di lapangan atau di masyarakat terjadi itu dimana tidak netralnya ASN atau PNS. Dan itu kian diperkuat dengan ketika perbedaan pilihan politik juga berdampak pada ASN yang harus dipindahkan ke luar kota atau di gunung sana,” beber Dodi Lulu, salah satu politisi yang hadir dan berpendapat yang mana disambut paparan senada dari Oktobius W. Ringu, seorang politisi muda yang juga hadir kala itu.
“Erosi demokrasi itu bukan lagi ancaman tapi sudah terjadi,” timpal Oktobius.
Juga dipaparkannya realita adanya Caleg terutama incumbent yang maju dengan seluruh kekuatan modal material yang seakan tak terbatas, juga dukungan dari para elit pemerintahan. Mereka sebutnya mengimingi masyarakat dengan ragam program ataupun rencana kerja. Sementara caleg lain dengan modal seadanya dan minim bahkan tidak ada dukungan elit pemerintahan.
“Sebagai Caleg saya melihat hanya 2 alasan orang memilih kita, pertama karena uang dan yang kedua karena kedekatan. Hari ini saya memilih kedekatan. Kalau uang saya pasti kalah dengan orang – orang dari luar yang datang bahkan dnegan pesawat pribadi dan dijemput karpet merah,” tukas Oktobius.
Mewakili unsur pemerintahan, David Melo Wadu selaku Wakil Bupati Sumba Timur punya pendapatnya sendiri. Menurutnya, ancaman erosi demokrasi adalah persepsi. Namun demikian sebutnya, terkait dengan itu yang menjadi catatan adalah perlu adanya pembenahan dan tentunya semua elemen perlu berperan sebagai penangkal terjadinya erosi demokrasi.
“Semua elemen termasuk kita yang hadir di sini hendaknya jadi penahan atau penangkal terjadinya erosi demokrasi,” tegas David.
Dalam kesempatan yang sama, David juga mengungkapkan pandangannya terkait penentuan pilihan masyarakat dalam memilih caleg ataupun figur dalam sebuah hajatan politik berpulang pada 3 faktor. Ketiga faktor dimaksud sebutnya adalah rasional, hati dan perut.
Acara yang digagas oleh Prodi Hukum dan juga dimediatori Ketua Prodi Hukum itu juga mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang ambil bagian dalam diskusi. Dimana hadirnya ragam elemen termasuk penyelenggara Pemilu, penegak hukum bisa memberikan pencerahan bagi mahasiswa.
Diskusi publik dengan tema Pemilu 2024 dan Ancaman Erosi Demokrasi dilaksanakan oleh Sumba Partners Club dan Prodi Hukum Unkriswina Sumba Timur - Foto : INewsSumba.id
“Kami juga berharap Bawaslu dan KPU menjalankan fungsinya dengan optimal begitupun dengan penegak hukum jika adanya pelanggaran dalam setiap tahapan penyelenggaraan pemilu,” tandas Yanto, seorang mahasiswa yang menyatakan harapannya.
Diakhir sambutanya kala menutup diskusi publik yang terlaksana di aula Unkriswina itu, Maklon F Killa berharap kegiatan serupa dengan tema berbeda bisa kembali dilaksanakan oleh Prodi Hukum dan juga SPC. Hal mana sebut dia bisa menyesuaikan dengan masalah atau isu hangat yang terjadi di masyarakat bisa dijadikan bahasan dalam forum diskusi dengan menghadirkan elemen terkait dengan isu yang diangkat.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait