Di Sumba Timur Belalang Kembara Masih Tersisa Lebih dari 15 Juta Ekor Berkembang Biak di Padang

Dion. Umbu Ana Lodu
Koloni belalang kembara dan upaya pengendalian yang dilakukan tim brigade di padang sabana Kecamatan Pahunga Lodu - Foto kolase : iNewsSumba.id

SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Kabupaten Sumba Timur hingga pada penghujung tahun 2023 ini memang sudah jauh lebih ‘nyaman’ dari serangan hama belalang kembara. Namun demikian, kewaspadaan harus tetap terus terpelihara. Hal itu menyusul masih terdapat lebih dari 15 juta ekor belalang yang terus berkembang biak dan seakan menunggu waktu yang tepat untuk kembali menebar teror.

Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing dalam momen presentasi di depan para tim penilai Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOIN YANLIK) Propinsi NTT di Hotel Sotis, Kupang, Selasa (5/12/2023) lalu secara tegas dan luas memaparkan kondisi kekinian sebaran belalang bernama ‘keren’ Locusta Migratoria itu. Tidak hanya itu, pihaknya juga menjelaskan langkah inovasi yang dilakukan untuk menyikapi persoalan itu.

“Belalang juga jadi persoalan krusial, betapa tidak pada tahun 1973 pernah ada namun tidak sehebat saat ini. Tahun 1999 juga ada dan terakhir di tahun 2020 dan puncaknya tahun 2022. Dimana pada tahun 2021 tingkat kerusakan lahan pertanian seluas 146,3 hektar dan tahun 2022 lahan pertnaian yang rusak mencapai 3.337 hektar,” urai Bupati Khristofel.

Dalam kesempatan itu, juga dijelaskannya terkait masih adanya stigma di sebagian masyarakat yang enggan untuk mengendalikan ataupun membasmi belalang. Sikap apatis sebagian warga itu dikarenakan keyakinan belalang akan semakin gencar menyerang jika dikendalikan, karena itu lebih baik didiamkan dalam kepasrahan.

Hasil kajian dan penelitian UGM tekrait hama belalang kembara di Sumba Timur, Bupati Khristofel memaparkan terdapat kurang lebih  kepadatan 27.300 ekor/m2 atau totalnya 24.522.520.000 ekor banyaknya pada tahun  2022. Namun jumlah itu bisa ditekan oleh satgas dan brigade pembasmi hama plus inovasi pengendalian hama secara gotong royong pada bulan Februari 2023 lalu.

“Jika pada tahun 2022 terdampak pada 9 Kecamatan dengan luas lahan pertanian rusak sebanyak 3.337 hektar, pada tahun 2023 berkat kerja keras satgas, brigade dan inovasi pengendalian hama belalang secara gotong royong populasinya bisa ditekan,” timpalnya.

Masih jelas Khristofel, dalam gerakan pengendalian secara serentak itu berhasil menangkap 21 ton belalang kembara.  Hasil itu merupakan buah kerja tim yang terbagi pada 22 Kecamatan secara merata dan melibatkan lebih dari 10 ribu orang.  


Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing saat mempresentasikan inovasi gerakan pengendalian hama belalang secara seentak di depan penilai Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOIN YANLIK) Propinsi NTT di Hotel Sotis - Foto : istimewa
 

Di tempat yang sama Bupati Khristofel menjelaskan pada tahun 2023  tersisa 5 Kecamatan yang terdampak dengan luasan lahan pertanian yang diserang 790, 69 hektar. Populasi belalang kembara juga bisa ditekan dari 24.522.520.000 menjadi 15.100.000 ekor  (406/m2) atau populasinya turun 99,9 persen merujuk hasil mapping Tim UGM dan Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur pertanggal 15 September 2023.

 

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network