SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Pemakaian bahasa daerah dalam keseharian kini mulai jarang ditemui apalagi bagi kaum muda dan masyarakat perkotaan. Hal itu juga dirasakan di Kabupaten Sumba Timur, NTT. Upaya untuk melestarikan bahasa daerah juga diperhadapkan pada anggapan generasi muda yang menilainya sebagai perilaku kampungan atau ndeso.
Anggapan kampungan bagi penggunaaan bahasa daerah seperti halnya Bahasa Kambera dalam percakapan keseharian haruslah dihindari dan bila perlu dihilangkan. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sumba Timur Umbu Ngadu Ndamu ketika hadir mewakili Bupati setempat dalam Kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI)di Taman Wisata Sweembak, Kelurahan Matawai, Kabupaten Sumba Timur, Jumat (29/9/2023) siang lalu.
“Penggunaan bahasa daerah dalam percakapan keseharian, termasuk Bahasa Kambera itu keren dan membanggakan, bukan ndeso atau kampungan,” tandas Umbu Ngadu Ndamu.
Sebelumnya dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi kegiatan itu, Umbu Ngadu Ndamu juga mengungkapkan harapannya agar ke depan Kantor Bahasa Propinsi NTT dapat juga mengakomodir berbagai dialek Bahasa Sumba Timur yang terdapat di 22 kecamatan.
“Budaya dan bahasa daerah yang ada di Sumba Timur beragam. Janganlah sampai hilang tapi harus dilestarikan. Tahun ini difokuskan kepada Bahasa Kambera, Saya berharap ke depan Kantor Bahasa NTT dapat mengakomodir berbagai dialek Bahasa Sumba yang terdapat di 22 kecamatan yang ada di Sumba Timur ini,” ungkapnya.
Dalam kesempatan terpisah di sela – sela kegiatan lomba puisi, pidato dan dan juga luluk yang digelar di festival itu, Elis Setiati selaku Kepala Kantor Bahasa Propinsi NTT pada iNews.id mengatakan pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu ini merupakan puncak dari program merdeka belajar ke - 17 dan revitalisasi bahasa daerah khususnya bahasa Kambera.
“Festival ini adalah bukti pengimbasan dan pembelajaran selama 3 bulan yang sudah diajarkan maestro ke guru utama. Jadi pelatihan pada guru utama itu dilatih tentang menulis puisi, pidato, cerpen dan tradisi lainnya,” tandas Elis.
Sekda Sumba Timur, Umbu Ngadu Ndamu didampingi Asisten 3 Setda Lu Pelindima, Elis Setiati,Kepala Kantor Bahasa Propinsi NTT dan para juri berlatar belakang sebagian peserta Fetival Tunas Bahasa Ibu di Waingapu - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu/iNewsSumba.id
Di kesempatan Festival yang diikuti oleh sejumlah sekolah dari tingkat dasar hingga menengah itu, Elis Setiati juga mengatakan Bahasa Kambera merupakan satu dari 5 bahasa ibu di NTT yang penuturnya terus menyusut.
“Bahasa Kambera ini termasuk yang terbesar penggunaannya di NTT namun sayangnya penutur mudanya sedikit. Inilah yang menjadi salah satu dasar kajian vitalitas yang memasukan Bahasa Kambera ini dalam program revitalisasi Bahasa Daerah. Penutur mudanya kurang dan lebih menggunakan Bahasa Indonesia bercampur asing dan dikenal dengan istilah bahasa gaul. Tentunya kondisi ini menjadikan kemunduran dari sisi penuturnya dan karena itu Bahasa Kambera ini termasuk harus dilindungi dari kepunahan,” tandas Elis.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait