Doa lalu dirapalkan dan selanjutnya mezbah kecil itu dibubuhi rautan emas murni oleh Wunang. Belasan ayam yang disiapkan sesuai dengan ujud doa dan harapan kemdian secara bergiliran diserahkan pada Wunang untuk didoakan lalu di sembelih. Dimulai dengan ayam berwarna dominan merah hitam, lalu disusul ayam warna putih dan ayam lainnya. Selanjutnya di disi lain api telah disiapkan untuk membakar atau memanggang ayam – ayam sembelihan.
Menyembelih dan mengorbankan ayam dan darahnya diteteskan pada tumpukan batu di dekat mezbah dibawah pohon bidara adalah bagian tak terpisahkan dari Ritual Puru La Kotouda Iyang warga nelayan di Kelurahan Kawangu, Sumba Timur - Foto : Dion. Umbu Ana Lodu
Darah ayam wajib diteteskan pada batu di dekat mezbah sesajen, hingga memudarkan warna asli batu yang ditumpuk tidak jauh dari pangkal pohon. Ayam yang telah disembelih lalu dipanggang dan usus serta hatinya dipisahkan.
Chris Milahau, salah satu nelayan yang ambil bagian dalam ritual ini menyatakan doa dan prosesi itu mutlak dilakukan karen hasil laut cenderung menurun.
“Hasil laut tidak bagun akhir – akhir ini. Saya tadi bawa ayam juga untuk doa dan dikorbankan. Kita harus minta bantuan sudah sama Tuhan juga Marapu agar hasil laut kembali baik. Biasanya kalau sudah doa begini, ikan sambula, ikan tembang dan ikan lain jadi banyak dan bermain di dekat perahu kami,” tandas Milahau.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait