SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Hama belalang kembara hingga kini masih terus menjadi momok yang mencemaskan dan menakutkan bagi para petani di Kabupaten Sumba Timur. Bahkan serangga ini juga telah menjadi ancaman serius bagi tanaman petani di empat Kabupaten di Pulau Sumba, propinsi NTT.
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumba Timur, hingga kini terus menggelorakan perang bersama terhadap serangga yang miliki nama ilmiah Locusta Migratoria itu. Tak bisa disangkali serangan serangga ini sering terjadi secara sporadis. Karena itu, perlu untuk dihadapi secara bersama dalam semangat gotong royong. Memerangi hama ini secara bersama dan dalams emangat gotong royong hingga kini terus digemakan oleh Nico Pandarangga, selaku Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan setempat.
“Bukan hanya Sumba Timur tapi kini satu Sumba berpotensi berduka karena wabah atau hama belalang Kembara. Petani bisa nanti akan enggan menanam padi, jagung, sorgum dan lainnya, pemicunya adalah takut akan serangan masif Belalang Kembara,” tandas Nico pada iNewsSumba.id Kamis (19/1/2023) melalui sambungan telepon selular.
Untuk memerangi hama belalang kembara tentu akan leboh ideal jika dicermati dahulu pola perkembangan populasinya. Karena itu urai Nico, pihaknya secara bersama telah berkonsultasi dan berkomunikasi dengan ahli dari IPB yakni Hermanu Triwidodo, yang merupakan sosok ilmuwan dan peneliti dal;am bidang pertanian juga hama terkhususnya belalang.
Dijelaskan Nico, efektifnya upaya pengendalian adalah sedari awal, hal mana untuk mencegah perkembangan populasi. Untuk diketahui, populasi Belalang Kembara dapat berlipat ganda (2 kali lipat) dalam waktu 3 minggu. Karena itu sebut dia jika warga bisa bersama mematikan 100 belalang dewasa (bersayap penuh) berarti mencegah munculnya gerombolan belalang muda (nimfa) 5 minggu kemudian sebanyak 2000.
Hadapi belalang kembara dnegan semangat gotong royong. Perlu cemati pola populasinya - Foto : Graphis Dinas Pertanaian dan Tanaman Pangan Sumba Timur
“ Awal Januari hingga awal Februari merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pengendalian karena populasinya masih belum overlap. Artinya waktu kemunculan belalang dewasa, dan setiap tahapan perkembangan belalang muda bisa terbaca secara nyata. Setelah bulan Maret, belalang dewasa dan muda akan muncul secara bersama,” tandas Nico.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait