JAKARTA, iNewsSumba.id - Acute Kidney Injury (AKI) atau penyakit gagal ginjal akut yang diderita balita akhir-akhir ini masih menjadi kasus misterius dan menjadi perhatian khusus masyarakat Indonesia. Akibat dari penyakit ginjal misterius ini sangat fatal dimana sebagian balita harus melewati proses cuci darah (Hemodialisa) dan sebagian lagi meninggal dunia.
Namun kini Indonesia sudah memiliki ‘obat penawar’ untuk penyakit ini, yakni Fomepizole yang bekerja dengan cara menghentikan racun untuk bisa menyebar lebih jauh sehingga kondisi pasien tidak menjadi lebih buruk. Karena itulah Kementerian Kesehatan kini mengatakan penyakit ginjal misterius sudah mulai terkendali. Indikatornya dilihat dari penurunan kasus yang signifikan dan tidak ada penambahan kasus harian yang tinggi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa etilen glikol dan dietilen glikol yang ditemukan pada bahan pelarut tambahan obat cair menjadi penyebab utama dari penyakit ginjal misterius. Hal ini dapat diketahui selepas terjadinya kasus AKI di Gambia yang menemukan kasus AKI pada anak-anak di sana setelah mereka mengonsumsi obat batuk buatan India.
Di sisi lain, pemerintah kita tengah berupaya mengungkap asal zat berbahaya yang ada pada obat sirop ini. Pemerintah sendiri sudah mengetahui bahwa kandungan zat tersebut berasal dari bahan baku yang diimpor.
Penny K. Lukito kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa ternyata ada upaya kesengajaan memasukkan zat cemaran etilen gliko dan dietilen glikol ke dalam obat berjenis sirop sebagai bahan pelarut. Yang menjadi dasar atas pernyataan ini adalah ditemukannya fakta temuan BPOM yang menginformasikan bahwa konsentrasi cemaran berbahaya etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DG) yang sangat tinggi. Kadar EG dan DG sebagai bahan pelarut di atas ambang batas yakni 0,1%. Dugaan ini kemudian ditindaklanjuti oleh kepolisian di mana tim kepolisian hingga kini tengah mengusut dugaan tersebut.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait