Angkasa Sumba Timur Terbuka ke Segala Penjuru: Bandara UMK Perkuat Gerbang Ekonomi Sumba

WAINGAPU, iNewsSumba.id — Langit Sumba Timur kini kian sibuk. Pesawat-pesawat baling-baling ATR yang mendarat dan lepas landas di Bandar Udara Umbu Mehang Kunda bukan lagi pemandangan langka. Sejak dibukanya rute langsung Wings Air menuju Lombok, denyut ekonomi di Tana Marapu itu seperti mendapatkan napas baru.
Bagi banyak warga, perjalanan bisnis yang dulu butuh waktu berjam-jam melalui Kupang kini cukup satu kali terbang menuju Lombok. Dari sana, mereka dapat melanjutkan penerbangan ke kota-kota besar seperti Surabaya, Makassar, atau bahkan Kuala Lumpur. Konektivitas ini menjadi jembatan penting bagi arus perdagangan, logistik, hingga pariwisata.
Menurut data yang dirilis pengelola bandara, penerbangan ini dilayani setiap hari dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 20 menit. “Rute ini menjadi jawaban atas kebutuhan mobilitas masyarakat Sumba Timur. Kami ingin membuka akses udara yang efisien dan berkelanjutan,” ujar Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic of Wings Air pada iNews Sumba.
Danang menambahkan, kehadiran jalur langsung ke Lombok bukan sekadar mempersingkat waktu, tetapi juga menumbuhkan ekonomi lokal. “Kami percaya, konektivitas antarpulau akan menghidupkan potensi ekonomi masyarakat, mempercepat distribusi hasil bumi, dan memperluas peluang kerja,” katanya.
Pemerintah daerah pun menyambut positif langkah ini. Akses transportasi yang lebih cepat dinilai dapat memperkuat rantai pasok antara pelaku usaha lokal dengan pasar nasional. Komoditas seperti hasil ternak, madu hutan, dan kerajinan Sumba kini lebih mudah dipasarkan.
"Ini tentu akan sangat membantu geliat ekonomi warga terutama dalam bisnis wisata," ujar Oria A. Rara Mata, PLT Kepala Dinas Priwisata dan Budaya Sumba Timur, Sabtu (12/10/2025) lalu.
Bagi pelaku usaha, efisiensi waktu menjadi nilai tambah besar. Sebelumnya, pengiriman barang ke Surabaya atau Jakarta harus melalui Kupang, dengan biaya tinggi dan waktu tunggu panjang. Kini, jalur transit melalui Lombok memperpendek waktu tempuh hingga tiga jam.
Selain ekonomi, sektor jasa pendukung seperti perhotelan dan kuliner di Waingapu juga ikut tumbuh. Setiap kali pesawat mendarat, ruang tunggu bandara berubah jadi titik temu pedagang, pengemudi, dan wisatawan yang baru tiba.
Langkah kecil ini mungkin tampak sederhana, namun di balik deru baling-baling ATR, tersimpan pesan besar: timur Indonesia kian terhubung, dan Sumba Timur perlahan menapaki babak baru sebagai salah satu simpul ekonomi strategis Nusa Tenggara.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu