get app
inews
Aa Text
Read Next : Amnesti Pajak Kota Kupang: Strategi Christian Widodo Percepat PAD Tanpa Bebani Warga

Anak Kupang Didorong Jadi Garda Depan Lawan Kekerasan

Jum'at, 03 Oktober 2025 | 21:47 WIB
header img
Ilustrasi kekerasan terhadap anak . Insert: Diskusi di Aula Dinas PPA Kota Kupang-Foto Kolase: istimewa/Emi Maunmuti

KUPANG, iNewsSumba.id – Suasana diskusi di Aula Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kota Kupang, Jumat (3/10/2025), berlangsung hangat. Puluhan anak bersama stakeholder lintas sektor duduk melingkar, membahas hal yang sesungguhnya menjadi inti peradaban: melindungi anak dari segala bentuk kekerasan.

Forum Anak Kota Kupang didapuk menjadi motor penggerak. Mereka tak sekadar simbol, tetapi diarahkan sebagai pelopor sekaligus pelapor dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak, anak berhadapan dengan hukum (ABH), hingga perkawinan anak.

Wali Kota Kupang, Christian Widodo, melalui Asisten I Setda Kota Kupang, Jefri Pelt, menegaskan bahwa generasi muda harus tumbuh dalam ruang yang sehat, tanpa intervensi negatif. “Anak harus berkembang tanpa intervensi negatif, anak harus diberi ruang untuk berekspresi agar bisa menemukan jati diri sejak awal. Mereka masa depan Kota Kupang, masa depan bangsa,” ujarnya.

Pesan itu seakan mengetuk kesadaran bahwa anak bukan sekadar penerus, melainkan subjek pembangunan. Tanpa regenerasi yang sehat, Kupang kehilangan arah.

Jefri juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor. Forum Anak, sekolah, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, hingga Dinas PPA diminta bergerak bersama. “Semua pihak harus ambil bagian secara aktif. Perlindungan dan pemenuhan hak anak tidak boleh setengah hati,” tegasnya.

Diskusi ini bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan ruang untuk memperkuat strategi pencegahan. Anak-anak sendiri diajak untuk berani melawan arus: melapor bila mengalami kekerasan, dan berdiri di garda depan sebagai pelopor.

Pemerintah Kota Kupang meyakini, langkah kecil di forum ini akan memunculkan dampak besar di kemudian hari. Sebab ketika anak-anak berani bersuara, maka sistem perlindungan akan semakin kuat.

Bagi para peserta, diskusi ini memberi pesan jelas: perlindungan anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi panggilan kemanusiaan bersama.

Jika anak-anak berani melaporkan kekerasan, itu artinya ada pergeseran paradigma. Dari diam menjadi bicara, dari korban menjadi pelopor. Kupang pun menaruh harapan pada generasi mudanya untuk memutus mata rantai kekerasan.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut