Antrean BBM Jadi Pemandangan Rutin di Kota Waingapu, Kendaraan Meluber Keluar SPBU Jejali Jalanan

Fenomena antrean panjang ini tidak hanya terjadi di Waingapu, tetapi juga di hampir semua SPBU di Pulau Sumba. Tak hanya Sumba Timur, tapi juga Sumba Tengah, Sumba Barat dan hingga Sumba Barat Daya, antrean kendaraan memadati ruas-ruas jalan di sekitar SPBU.
Kondisi ini membuat warga geram, karena selain merugikan waktu, biaya operasional juga meningkat. Sopir angkutan, pengusaha kecil, bahkan masyarakat umum harus berbagi kesabaran dalam antrean.
Joshua Maudjawa, pengusaha angkutan material, menegaskan kelangkaan ini sangat memukul roda usaha kecil. “Kami antre tiga jam, lalu jam empat sore minyak sudah habis. Bagaimana kami mau bekerja kalau begini?” ujarnya.
Joshua juga mempertanyakan transparansi distribusi kuota BBM. Menurutnya, jika kuota sama dengan tahun lalu, seharusnya tidak ada kelangkaan ekstrem seperti saat ini. “Pertanyaannya sederhana, kalau kuotanya sama, ke mana larinya solar itu?” katanya.
Ia mendesak pemerintah dan aparat untuk menertibkan penjualan solar eceran. “Kalau bensin eceran, kita bisa maklumi. Tapi solar, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ini bahan bakar utama untuk usaha kecil. Jadi harus dihentikan,” tegas Joshua.
Antrean panjang BBM di Waingapu kini bukan sekadar soal kenyamanan lalu lintas, melainkan sudah menjadi masalah struktural. Banyak pihak mendesak agar ada langkah konkret dari pemerintah pusat maupun daerah, karena jika terus berlarut, ancaman terhadap aktivitas ekonomi di Sumba Timur akan semakin serius.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu