Tiga Dekade Perjuangan, Hibuwundu Akhirnya Berdiri Sebagai Jemaat Mandiri GKS
Bupati Umbu Lili menekankan hal serupa. Ia menyebut kolaborasi pemerintah dan gereja sebagai bagian penting dalam pembangunan. “Gereja sudah melayani jauh sebelum negara dan Pemda hadir. Karena itu, kami menyambut baik pemekaran Hibuwundu,” katanya.
Menurutnya, pelayanan GKS harus terus maju, tidak hanya mengurusi iman, tetapi juga persoalan pangan, stunting, dan gizi buruk. “Terima kasih kepada Sinode GKS dan Pdt. Melyard yang menekankan keseimbangan iman dan ekologi,” ujarnya.

Ketua panitia, Yulianus Laki Amah, mengurai perjalanan panjang jemaat Hibuwundu. “Sejak Pos PI tahun 1995, peletakan batu pertama 2005 oleh Bupati Umbu Mehang Kunda, hingga hari ini. Terima kasih kepada semua pihak yang setia mendukung,” katanya.
Prosesi pentahbisan disemarakkan dengan tarian tradisional Sumba dari anak-anak dan pemuda sekitar. Kemeriahan itu menambah kesan sakral acara bersejarah tersebut.
Bupati Umbu Lili menegaskan kembali, “Pemekaran jemaat bukan hanya soal jumlah atau bangunan. Ini tentang kesiapan jemaat untuk bertumbuh dalam iman dan hidup mandiri.”
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu