Tiga Dekade Perjuangan, Hibuwundu Akhirnya Berdiri Sebagai Jemaat Mandiri GKS
WAINGAPU, iNewsSumba.id – Penantian panjang tiga dekade akhirnya terbayar. GKS Jemaat Hibuwundu, Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, NTT resmi berdiri sebagai jemaat mandiri pada Selasa (30/9/2025), setelah sebelumnya berstatus sebagai cabang dari Jemaat Lambanapu.
Ribuan jemaat bersukacita dalam ibadah pemekaran yang diwarnai pengukuhan majelis jemaat serta pentahbisan pendeta sulung, Pdt. Melyard Tesa Maharani Rambu Mbela. Peristiwa bersejarah itu turut dihadiri Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, pejabat daerah, hingga puluhan pendeta.
Ketua BPMS Sinode GKS, Pdt. Marlyn Lomi, menegaskan Hibuwundu kini tercatat sebagai jemaat mandiri ke-284. “Dan hari ini juga, Pdt. Melyard menjadi pendeta ke-364 yang melayani di 52 klasis se-Sumba,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa berdirinya jemaat baru bukan hanya simbol pertumbuhan iman, melainkan juga panggilan untuk merawat kehidupan. “Hibuwundu harus menghidupi pesan khotbah sulung: menjadi gereja yang peduli pada alam, ekonomi, dan manusia,” ungkapnya.
Pdt. Marlyn menyinggung pentingnya isu ekologi. “Sumba menjadi titik lahirnya Hari Keadilan Ekologis Dunia. Maka gereja harus terdepan merawat bumi yang jadi anugerah Tuhan,” katanya.
Bupati Umbu Lili menekankan hal serupa. Ia menyebut kolaborasi pemerintah dan gereja sebagai bagian penting dalam pembangunan. “Gereja sudah melayani jauh sebelum negara dan Pemda hadir. Karena itu, kami menyambut baik pemekaran Hibuwundu,” katanya.
Menurutnya, pelayanan GKS harus terus maju, tidak hanya mengurusi iman, tetapi juga persoalan pangan, stunting, dan gizi buruk. “Terima kasih kepada Sinode GKS dan Pdt. Melyard yang menekankan keseimbangan iman dan ekologi,” ujarnya.

Ketua panitia, Yulianus Laki Amah, mengurai perjalanan panjang jemaat Hibuwundu. “Sejak Pos PI tahun 1995, peletakan batu pertama 2005 oleh Bupati Umbu Mehang Kunda, hingga hari ini. Terima kasih kepada semua pihak yang setia mendukung,” katanya.
Prosesi pentahbisan disemarakkan dengan tarian tradisional Sumba dari anak-anak dan pemuda sekitar. Kemeriahan itu menambah kesan sakral acara bersejarah tersebut.
Bupati Umbu Lili menegaskan kembali, “Pemekaran jemaat bukan hanya soal jumlah atau bangunan. Ini tentang kesiapan jemaat untuk bertumbuh dalam iman dan hidup mandiri.”
Dalam khotbah perdananya, Pdt. Melyard menyoroti krisis lingkungan akibat ulah manusia. “Hutan ditebang, padang dibakar, sampah berserakan. Gereja dipanggil untuk melawan keserakahan dan merawat kehidupan,” katanya penuh semangat.
Dengan berdirinya GKS Hibuwundu, wajah pelayanan Sinode GKS semakin lengkap. Jemaat baru ini diharapkan menjadi pusat pertumbuhan iman sekaligus gerakan ekologis yang nyata di Sumba Timur.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu