Solidaritas Jalanan: Ojol Tuntut Keadilan, Polisi Diminta Usut Tragedi 28 Agustus

JAKARTA, iNewsSumba.id – Gelombang perlawanan ojol yang turun dalam Aksi 179 bukan hanya tentang tarif dan regulasi. Mereka juga membawa luka yang belum sembuh: tragedi 28 Agustus 2025.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menegaskan bahwa salah satu tuntutan utama aksi adalah mendesak Kapolri mengusut tuntas peristiwa tersebut. “Kami tidak mau ada darah lagi di jalanan. Kami minta keadilan,” ujarnya.
Aksi 179 akan dimulai dari Kementerian Perhubungan, bergerak ke Istana Presiden, lalu ditutup di depan DPR RI. Selain orasi, ribuan pengemudi juga kompak melakukan off-bid, menonaktifkan aplikasi layanan transportasi.
Gerakan ini mendapat dukungan mahasiswa dari BEM UI dan berbagai aliansi kampus. Mereka menyatakan bahwa tragedi 28 Agustus adalah bukti nyata bahwa suara rakyat kecil sering diabaikan.
Selain menyoroti tragedi, ojol juga menuntut reformasi besar-besaran dalam industri transportasi daring. Potongan 10 persen menjadi harga mati, sementara berbagai skema slot, multi order, hingga member berbayar diminta dihapus.
Pengemudi menegaskan, praktik tersebut hanya menguntungkan aplikator, sementara mitra semakin tertekan. “Bukan hanya soal pendapatan, tapi juga soal keselamatan kerja,” kata salah satu koordinator aksi.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu