Kampanye Lawan Malaria, Perdhaki dan Dinas Kesehatan Gaet Sekolah dan Instansi di Sumba Timur

WAINGAPU, iNewsSumba.id - Dalam rangka memperingati Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada tanggal 25 April, Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) SSR Dekenat Waingapu dan SSR RSK Lindimara menggelar kegiatan edukatif berupa kunjungan ke Instansi pemerintah dan sejumlah sekolah di wilayah Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan malaria melalui edukasi langsung, kolaborasi lintas sektor, dan pemeriksaan kesehatan.
Salah satu instansi yang dikunjungi adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Sumba Timur. Kepala Dinas Dukcapil, Safriyanti Ina Dapadeda, menyampaikan bahwa kolaborasi ini menjadi bentuk nyata sinergi antar lembaga dalam menjaga kesehatan masyarakat. Ia menekankan bahwa kesehatan adalah fondasi utama kesejahteraan.
“Memiliki segalanya akan sia-sia jika tidak didampingi dengan kesehatan. Maka, menjaga kesehatan adalah langkah paling bijak dan wajib kita syukuri,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan, Dukcapil bekerjasama dengan Dinas Kesehatan menyediakan layanan pemeriksaan malaria di lingkungan kantor. Masyarakat yang mengurus dokumen kependudukan kini dapat langsung memeriksakan diri tanpa perlu ke puskesmas.
“Kami ingin memberikan layanan yang lebih dekat dan terintegrasi, sekaligus berkontribusi dalam upaya pencegahan malaria,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Perdhaki juga membagikan poster edukasi malaria dan hand sanitizer kepada Dukcapil. Bayu Bebo, selaku Program Manager SSR Dekenat Waingapu mengatakan poster yang dibagikan berisi informasi seputar gejala, cara penularan, serta langkah-langkah pencegahan malaria.
“Kami gunakan format yang sederhana dan mudah dipahami. Sementara pembagian hand sanitizer bertujuan untuk mendorong penerapan perilaku hidup bersih, termasuk menjaga kebersihan tangan sebagai salah satu langkah pencegahan penyakit, khususnya di lingkungan pelayanan publik yang ramai,” jelas Bayu.
Di kesempatan yang sama, Safriyanti juga menekankan pentingnya dokumen kependudukan sebagai syarat dasar dalam mengakses layanan publik, termasuk layanan kesehatan.
“Tanpa Kartu Keluarga atau NIK, masyarakat tidak bisa mengakses layanan dasar seperti kesehatan. Maka kami ingin menjadi bagian dari solusi, bukan hanya dalam hal administrasi, tetapi juga dalam upaya pencegahan penyakit seperti malaria,” tutupnya.
Kegiatan edukasi juga dilaksanakan di beberapa sekolah, antara lain SMA Kristen Waingapu dan SD Inpres Payeti 1 oleh SSR RSK Lindimara, serta SMP PGRI oleh SSR Dekenat Waingapu yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan puskesmas Kanatang. Di SMP PGRI, tidak hanya dilakukan penyuluhan mengenai malaria, namun juga pemeriksaan langsung terhadap 130 siswa dan guru.
Penanggung Jawab Program Malaria Dinas Kesehatan Sumba Timur, Naomi Tamo Inna, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program eliminasi malaria melalui pemeriksaan massal di seluruh puskesmas, dengan target minimal 200 pemeriksaan darah per hari per Puskesmas. Total semua puskesmas lebih dari 4.000 pemeriksaan dilakukan serentak dalam satu hari.
“Ini adalah momen penting untuk mendekatkan layanan dan edukasi ke masyarakat. Dengan kegiatan ini, kita juga membangun kesadaran masyarakat agar lebih aktif dalam mencegah malaria,” kata Naomi.
Sebagai bagian dari kegiatan ini, Perdhaki juga membagikan poster edukasi malaria kepada sekolah-sekolah. Poster tersebut memuat informasi sederhana namun penting tentang gejala, cara penularan, serta langkah pencegahan malaria, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menutup genangan air, dan penggunaan kelambu saat tidur. Materi edukasi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan visual yang menarik, sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya generasi muda.
Selain itu, dibagikan pula hand sanitizer kepada peserta edukasi sebagai bagian dari promosi perilaku hidup bersih dan sehat. Penggunaan hand sanitizer membantu menjaga kebersihan tangan dari potensi kontaminasi kuman dan parasit, termasuk parasit malaria yang dapat menular secara tidak langsung melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Hand sanitizer juga menjadi simbol upaya preventif masyarakat dalam melindungi diri dari berbagai penyakit menular.
Menurut Naomi, adanya kolaborasi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, Perdhaki, dan instansi lainnya selama tiga tahun terakhir telah memberikan dampak positif, dengan tren penurunan kasus malaria mencapai 50% setiap tahun. Hingga awal tahun 2025, tercatat hanya 160 kasus, meski data ini masih bersifat sementara.
“Kami bisa melakukan pemeriksaan dan pengobatan, namun pencegahan harus dimulai dari kesadaran masyarakat sendiri. Mari kita jadikan Hari Malaria Sedunia ini sebagai awal dari gerakan bersama menuju Sumba Timur bebas malaria,” tutup Ibu Naomi.
Dengan semangat kolaboratif, edukatif, dan aksi nyata di lapangan, Perdhaki SSR Dekenat Waingapu dan SSR RSK Lindimara terus berkomitmen mendukung upaya nasional dalam eliminasi malaria, demi terciptanya masyarakat yang sehat, tangguh, dan produktif.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu