Paus Fransiskus Sang Gembala Umat Katholik Meninggal Dunia dalam Ketenangan, Tinggalkan Keteladanan

JAKARTA, iNewsSumba.id Kabar duka menyelimuti Vatikan dan jutaan umat Katolik di seluruh dunia. Paus Fransiskus, pemimpin spiritual Gereja Katolik yang penuh kasih dan keteladanan, telah berpulang pada Senin (21/4/2025) pagi lalu. Ia meninggal dengan tenang di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, pada pukul 07.35 waktu setempat.
Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, telah lama bergelut dengan masalah kesehatan. Ia sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Gemelli sejak pertengahan Februari akibat bronkitis, yang kemudian berkembang menjadi pneumonia bilateral. Setelah hampir 40 hari dirawat, ia kembali ke rumah untuk masa pemulihan yang ternyata menjadi perjalanannya menuju keabadian.
Berita kepergiannya diumumkan secara resmi oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, dua jam kemudian. Dengan suara penuh haru, ia menyampaikan,
“Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa.”
Paus Fransiskus bukan sekadar pemimpin rohani. Ia adalah pribadi yang dikenal karena kesederhanaannya, kelembutannya terhadap kaum terpinggirkan, serta keberaniannya dalam melakukan reformasi di tubuh Gereja. Pesannya tentang cinta tanpa syarat dan solidaritas lintas iman menjadikannya figur yang dihormati bahkan oleh mereka yang bukan bagian dari Gereja Katolik.
Upacara pemakaman Paus Fransiskus akan segera dilangsungkan. Sesuai dengan permintaannya semasa hidup, prosesi akan dibuat sederhana, menekankan makna spiritual dan pengharapan akan kebangkitan, bukan kemegahan duniawi. Uskup Agung Diego Ravelli menegaskan bahwa upacara ini adalah "pemakaman seorang gembala dan murid Kristus," bukan seorang pemimpin dunia.
Selamat jalan, Paus Fransiskus. Jejak pengabdianmu akan tetap hidup dalam hati umatmu, dan dunia akan selalu mengenangmu sebagai gembala yang penuh cinta.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu