LEMBATA, iNewsSumba.id - Nyeri perut adalah salah satu keluhan yang sering dialami oleh masyarakat. Sayangnya, banyak orang cenderung mengandalkan pijatan sebagai langkah pertama untuk mengatasi rasa sakit tersebut. Namun, tindakan ini bisa berbahaya jika dilakukan tanpa mengetahui penyebab pasti nyeri. Faktanya, nyeri perut dapat menjadi tanda kondisi medis serius yang membutuhkan penanganan segera.
Sebagai contoh, seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah yang telah berlangsung selama beberapa hari, disertai demam tinggi. Sebelumnya, ia mencoba memijat perutnya untuk meredakan nyeri, tetapi kondisinya justru memburuk. Setelah pemeriksaan, dokter mendiagnosis apendisitis yang sudah pecah sehingga ia harus menjalani operasi darurat untuk menyelamatkan nyawanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, data menunjukkan peningkatan signifikan pada kasus nyeri perut yang memerlukan penanganan medis serius di Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus apendisitis meningkat dari 65.755 pada tahun 2016 menjadi 75.601 pada tahun 2017.
Studi di Rumah Sakit Stella Maris Makassar juga mencatat bahwa apendisitis akut lebih sering terjadi pada laki-laki dalam kelompok usia tertentu. Selain itu, prevalensi apendisitis di Indonesia diperkirakan mencapai 7% dari total populasi, atau sekitar 179.000 orang. Data ini menunjukkan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang kapan nyeri perut memerlukan perhatian medis dan risiko mengandalkan metode tradisional, seperti pijatan, sebagai solusi utama.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu