SUMBA BARAT DAYA, iNewsSummba.id - Pelabuhan Feri Waikelo, yang terletak di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, awalnya dirancang untuk menjadi pintu gerbang transportasi yang mendukung perekonomian lokal. Namun, sejak selesai dibangun dan diperbaiki, fasilitas ini justru belum digunakan sesuai peruntukannya.
Kondisi fisik pelabuhan ini kini memprihatinkan. Tiang pembatas dan besi penopang telah berkarat, sementara beberapa struktur utama mengalami kerusakan berat. Minimnya perawatan terhadap pelabuhan yang memakan biaya besar ini menimbulkan ironi, terutama mengingat potensinya sebagai penghubung strategis antara Waikelo dan daerah lain seperti Bima di Propinsi NTB.
Alih-alih digunakan dominan untuk aktivitas transportasi, pelabuhan kini berfungsi dominan sebagai tempat memancing dan berenang bagi masyarakat setempat. Hal ini menjadi sorotan banyak pihak, terutama karena fasilitas tersebut seharusnya dapat meningkatkan mobilitas dan membuka lapangan pekerjaan baru di sektor transportasi dan logistik.
Kekecewaan warga semakin besar karena belum ada kejelasan langkah pemerintah atau pihak pengelola untuk menghidupkan kembali aktivitas di pelabuhan. Padahal, pelabuhan yang beroperasi secara optimal bisa menjadi roda penggerak ekonomi lokal dan memperkuat konektivitas antar wilayah.
Selain itu, kondisi pelabuhan yang tidak terawat menimbulkan risiko keselamatan bagi masyarakat, terutama dengan struktur yang mulai rusak dan berkarat. Ini menunjukkan perlunya perhatian serius dari pemerintah untuk memastikan fasilitas ini kembali difungsikan sebagaimana mestinya.
Pelabuhan Feri Waikelo, dengan segala potensinya, seharusnya menjadi solusi bagi keterbatasan transportasi di wilayah tersebut, bukan menjadi simbol proyek terbengkalai. Kini, semua mata tertuju pada pemerintah dan pengelola untuk memberikan jawaban atas harapan besar masyarakat Sumba Barat Daya.
"Semoga ke depannya bisa dicermati pemerintah untuk diambil langkah nyata tentang pembenahannya juga tentunya melakukan evaluasi pada pelaksana proyek sebelumnya, bila perlu oleh para penegak hukum," ungkap salah satu warga menanggapi kondisi itu.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu