Nggalla juga menguraikan, bahwa benar adanya pada saat peristiwa pertama, dirinya ada saat rombongan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Umbu Lili Pekuwali-Yonathan Hani (Paket ULP-YH) berkonvoi menuju lokasi pertemuan. Namun pada saat kejadian kedua yang juga ricuh itu, dia mengaku tidak tahu sama sekali.
Laporannya ke Polres, lanjut Nggalla juga untuk menjawab isu di media sosial yang memplintir keadaan. Dimana dirinya justru disebutkan sebagai perusuh.
“Kenapa kalau muat saya punya foto kenapa tidak muat yang saya ada pegang batu, kayu atau parang dan melakukan kekerasan atau perlawanan. Hanya foto begitu saja dan terus, ini sudah orangnya. Sementara itu video yang ditampilkan adalah saat dikeroyok dan dibombardir di sawah hingga seperti saya hanya tinggal tunggu mati saja,” paparnya.
Umbu Pajaru Lombu, yang mendampingi Nggalla Hamapati saat itu juga menegaskan, pihak keluarga menyanyangkan peristiwa ini.
"Kami tidak terima saudara kami diperlakukan demikian, maka kami tentunya akan mendampingi beliau untuk menyampaikan laporan ke polisi dan menunggu proses selanjutnya," tegas Umbu Pajaru.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu