SUMBA TIMUR, iNewsSumba.id – Gerakan Pangan Murah (GPM) dalam rangka Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Kabupaten Sumba Timur terhenti dipelaksanaannya yang ke-17. Hal itu menyusul akan dilakukannya evaluasi oleh Pemkab dengan melibatkan satgas Pangan. Demikian diungkapkan Nicolas Pandarangga, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan setempat.
“ Minggu depan kita break atau berhenti sementara gelaran GPM untuk evaluasi. Karena memang saya juga dapat informasi dan cermati sendiri di lapangan ada indikasi GPM dimanfaatkan oleh sejumlha spekulan. Jika ini terus terjadi masyarakat yang benar – benar perlu yang justru jadi korbannya,” tegas Nicolas yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (2/11/2023) siang lalu.
Upaya untuk meminimalkan spekulan yang memanfaatkan situasi sebut Nicolas telah dilakukan pihaknya juga jajarannya. Namun selalu saja bisa disiasati oleh para spekulan dengan modusnya. Ke depan, sebutnya jika kembali menggelar GPM akan lebih mengoptimalkan pemerintah desa/kelurahan ataupun lembaga lainnya terkait data warga sekitar yang benar – benar membutuhkan.
“Dalam setiap kegiatan GPM selalu kami himbau agar jangan ada pihak yang jadi spekulan karena terpantau oleh satgas pangan dan jika sampai tetangkap tentu akan diproses hukum. Tapi tetap saja kecolongan. Setelah evaluasi nanti kita harap jika dilakukan lagi bisa makin diminimalisir,” tukasnya.
Sebelumnya pada GPM ke-16 dan 17 yang digelar masing – masing di Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Padadita, Kelurahan Prailiu dan Gereja Katolik Santo Gerardus Mayela, Kelurahan Kawangu, Pemkab Sumba Timur bekerja sama dengan Bulog dan distributor pangan lainnya memasok beras dan bahan pangan lainnya. Di GKS Padadita digelar Rabu (1/11/2023) dan di Gereja Katolik Kawangu pada Kamis (2/11/2023) lalu.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu