SUMBA BARAT, iNewsSumba.id – Matahari memang telah terbit menyebarkan sinarnya. Namun di beberapa wilayahnya masih terhalang mendung bahkan gerimis. Demikian pula halnya di Lapangan Waihura, Desa Waihura, Kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat, NTT, Rabu (12/7/2023) pagi. Lapangan yang merupakan lokasi Pasola (ritual adat adu ketangkasan berkuda dan membidik lawan dengan lembing) itu sempat dibasahi gerimis.
Hawa dingin juga masih menelusup dibalik baju seragam loreng para anggota TNI yang telah siap untuk mengikuti jalannya upacara pembukaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117 di Lapangan Waihura itu. Ketika langit mulai cerah, dan bertepatan dengan tibanya Bupati Sumba Barat Yohanis Dade dan rombongan Forkopimda, kian memantapkan tekad para anggota TNI untuk mengikuti upacara.
Lebih dari seratus anggota TNI berdiri tegap dengan ransel dipundaknya antusias mengikuti upacara dan selanjutnya melaksanakan kegiatan TMMD ke-117 bertemakan “Sinergi Lintas Sektoral Mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Semakin Kuat” itu. Sejumlah program diantaranya Pembangunan 55 Unit Bangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) di Desa Hobawawi Kecamatan Wanukaka, pipanisasi Saluran Air Minum di Desa Patiala Dete, Kecamatan Lamboya Barat, Rehab Rumah Tidak Layak Huni, Bronjongnisasi di Desa Baliloku Kecamatan Wanukaka pembangunan Ruang Terbuka Hijau di Desa Kabukarudi Kecamatan Lamboya.
Dalam paparannya saat menyampaikan laporan kepada Bupati Yohanis Dade yang menjadi inspektur upacara, Letkol (Inf) Yuliansa Fitra, Dandim 1613 juga Dansatgas TMMD 117 menguraikan kegiatan non fisik TMMD yang akan juga dilaksanakan. Penyuluhan peningkatan produksi pangan bersinergi dengan Dinas Pertanian, sosialisasi Wawasan Kebangsaan, penyuluhan tentang stunting kolaborasi dengan Dinas Kesehatan, penyuluhan tentang bahaya narkoba dan tertib lalu lintas sinergi dengan Polres Sumba Barat. Selain itu juga sosialisasi dan kegiatan penyuluhan tentang tanggap bencana dan pencegahan penyakit mulut dan kuku pada ternak yang bersinergi dengan BPBD serta Dinas Peternakan Sumba Barat.
Gong ditabuh oleh Bupati menjadi penanda dimulainya sejumlah program TMMD ke 117 yang sudah pasti menyentuh langsung kepentingan warga kecil dan miskin di wilayah yang menjadi sasarannya. Sumringahnya Yohanis Dade kala dimintai komentarnya menjadi bukti pembuka bahwa program TMMD ke 117 sangat membantu langsung kebutuhan rakyat dan juga pemerintah kabupaten tentunya.
“Kegiatan ini sangat strategis dimana tentunya jika masyarakat kita sudah dilengkapi dengan sanitasi yang bagus, persoalan kesehatan bisa lebih baik seperti penanganan stunting. Apalagi ada pekerjaan penyiadaan akses air bersih dan perumahan layak huni. Beban Pemda dengan adanya kegiatan ini tentu sangat terbantu. Saya mewakili masyarakat berharap ini berkelanjutan,” ungkapnya.
Dandim 1613 Sumba Barat Letkol Inf Yuliansa Fitra, selaku Dansatgas TMMD ke 117 di tempat yang sama menguraikan penentuan sasaran telah direncanakan dari tahun sebelumnya, yang mana berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah.
“Pada dasarnya tujuan kita adalah untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat kemudian untuk mendukung Pemkab dalam rangka percepatan pembangunan. Nah untuk sasarannya menitikberatkan untuk pembangunan di daerah pedesaan yang disesaikan dengan kebutuhan masyrakat setempat. Bahkan ada yang diminta langsung oleh masyarakat untuk dijadikan sasaran TMMD,” urainya.
Terkait harapan Bupati dan maysarakat Sumba barat agar kegiatan TMMD ini ke depannya berkelanjutan, Kasiter Korem 161 Wirasakti Letkol INF Agusto Moniz Lopes menanggapinya dengan positif. Hal itu kata dia berkaca pada TMMD telah dilakukan sejak tahun 1980-an silam.
“Tentunya kegiatan ini bisa optimal dan efektif jika laporannya dari bawah ke atas atau bottom up, sehingga kebutuhan masyarakat bisa tersampaikan secara riil seperti sanitasi, pengairan dan perumahan. Pelaksanaannya melihat skala prioritas, dimana setiap hari Babinsa kita bergaul dengan masyarakat sehingga paham kebutuhan apa yang paling prioritas untuk kami bantu,” paparnya.
Sinergi TNI dengan Rakyat Bukan Retorika
Bunyi mesin skap listrik yang stroomnya diambil dari rumah Matius Maumbeli, tokoh masyarakat Desa Hobawawi, Kecamatan Wanukaka memang kencang terdengar. Namun tidak kalah ‘kencangnya’ spirit dirinya bersama warga kampung lainnya juga sejumlah anggota TNI bekerja saya membuat rangka bangunan MCK. Kopi dan rokok sebelumnya telah mereka nikmati bersama.
Sekitar 10 langkah dari tempat Matius melakukan aktifitas skap, nampak Serda Yehuda Bali Ate dan dua rekannya memikul kayu untuk selanjutnya di gergaji, diskap lalu dibentuk menjadi beberapa rangka pintu MCK. Bunyi mesin beberapa saat kemudian berpadu dengan bunyi palu yang mengetuk paku dan pasak untuk memperkokoh rangka.
“Masyarakat sangat bangga dan berterima kasih dengan kehadiran kami TNI. Mereka sambut dengan tangan terbuka. Jika saat bekerja mereka membantu kami dan saat istirahat kami bersama menikmati makanan dan minuman yang mereka sajikan. Sungguh ketulusan mereka kami rasakan dan menjadi bukti nyata kedekatan rakyat dan TNI masih sangat kental dan akan kami kenang terus,” ungkap Serda Yehuda.
“Bantuan yang diberikan kepada kami warga desa ini sungguh sangat membantu. TNI bersama pemerintah bantu kami dengan membangun 55 unit MCK. Tentunya kami merasa bangga bisa dekat dan menyatu dengan TNI,” tandas Matius Maumbeli.
Dengan hati tulus walau lalui jalan yang tak mulus, bahan bangunan MCK diangkut dengan sepeda motor menuju kampung dan rumah warga sasaran oleh anggota TNI dalam TMMD ke 117 Sumba Barat - Foto : iNewsSumba.id
Lebih dari sejam kemudian, Serda Yehuda dan rekan – rekannya, tetap dengan tegap namun tanpa senjata api tentunya, mengangkat kusen pintu dan rangka MCK menuju rumah warga yang menjadi sasaran. Semuanya diangkut dengan menggunakan sepeda motor melewati jalanan desa yang memadukan unsur aspal dan juga pengerasan serta setepak berdebu itu.
Kusen pintu nampak dipundak anggota TNI yang membonceng rekannya yang lihai menarik gas dan mengatur stir motor agar nyaman melahap medan jalan. Tawa gembira sontak terjadi ketika tiba di loaksi dan hendak memulai pekerjaan, ternyata ditemukan realita tidak adanya palu.
“Tenang saya pasti bawa palu, jangan kuatir,” ungkap Serda Ramli rekan Serda Yehuda.
“Tenang bagaimana, palu tidak ada,” timpal Yehuda sembari memohon bantuan warga untuk mencari Palu.
“Saya sudah bilang ada, ini lihat,” tukas Ramli sembari mengeluarkan palu dari balik seragamnya. Rupanya palu itu diselipkan dipinggangnya tepat dibalik seragam layaknya menyelipkan pistol. Situasi mana yang mencairkan suasana kerja sama mendirikan rangka MCK, dilanjutnya pemasangan dindin dan atap juga pintu itu.
Warga tidak lagi BAB di Semak dan Rerumputan
Beberapa warga yang ditemui yang telah merasakan manfaat bangunan MCK maupun yang baru akan merasakannya spontan dan tukus mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya. Betapa tidak, hadirnya MCK membuat mereka berubah perilaku ke arah positif dalam hal kesehatan atau sanitasi rumah tangga dan lingkungan perkampungan.
Dibangunnya 55 unit MCK disyukuri warga. Matius Maumbeli juga Sarah Kela Beko dan Desiani Lida Jowa, warga Desa Hobawawi kini telah berubah perilakunya dalam hal sanitasi keluarga dan lingkungan - Foto : iNewsSumba.id
Sebelumnya, mewakili pendapat warga penerima MCK, Matius Maumbeli, yang pernah menjadi Kepala Desa Hobawawi dengan jujur mengakui perilaku tidak sehat yang sebelumnya jamak dilakukan warga desa yang tidak miliki MCK.
“Jujur saja Pak, sebelum ada MCK yaaa warga kalau mau buang air besar atau kecil yaa ke rumput tahi belalang atau di semak – semak. Tapi sekarang dan nanti pasti tidak lagi karena sudah ada MCK,” ungkap Matius lugas.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan Sarah Kela Beko dan Desiani Lida Jowa mewakili elemen perempuan di Desa Hobawawi. Pasalnya keduanya mengakui sebelumnya untuk kebutuhan MCK dilakukan secara darurat.
“Terima kasih buat Pemerintah Kabupaten dan TNI yang telah bantu kami dnegan membangun MCK. Kami tidak lagi harus melakukannya secara darurat namun bisa lebih aman dan nyaman, sekali lagi terima kasih dan Tuhan Memberkati TNI dan Pemerintah,” ungkap Desiani diamini Sarah yang nampak berkaca – kaca matanya menahan air mata keharuan.
RTLH, RTH, Bronjongnisasi, Irigasi dan Perpipaan
Keharuan juga tak terbantahkan, air mata suka cita juga tak bisa ditahan Zainudin, seorang petani kecil di Desa Baliloku, Kecamatan Wanukaka, ketika mendapati kenyataan gubuk reotnya beratap ilalang yang lapuk juga dinding bambu kusamnya, telah berubah menjadi rumah semi permanen yang jauh lebih layak.
Program pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH) yang masuk dalam program TMMD ke -117 itu dirasakan bagai aksi sulap. Betapa tidak, setelah diterimanya kunci rumah, dirinya bersama keluarga bisa jauh lebih nayaman lalui hari menata hidup dan kebersamaan.
Pembangunan RTLH, RTH, Irigasi dan perpipaan juga Bronjongnisasi dalam program TMMD ke 117 di Sumba Barat sangat dirasakan manfaatnya oleh rakyat - Foto : iNewsSumba.id
Warga di bantaran sungai juga kian merasa nyaman dari longsoran yang selain mengancam pemukiman juga perkampungan sebagian warga Desa Baliloku, Kecamatan Wanukaka. Kecukupan akan sarana air bersih nan sehat juga kini dapat lebih mudah dijangkau warga Desa Patiala Dete, Kecamatan Lamboya Barat. Dan suasana desa jadi kian asri seiring dengan tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Desa Kabukarudi Kecamatan Lamboya. Kesemuanya dibangun dalan semangat solidaritas dan sinergitas yang diwujudnyatakan dan bukan sebatas jargon atau retorika semata.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu