BMKG Ingatkan Ancaman Rob di Sumba dan Flores Awal 2026, Warga Pesisir Diminta Siaga

Dion. Umbu, Binti Mufarida
Salah satu rumah warga dari puluhan rumah di pesisir Pamalala, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur yang terdampak banjir rob pada tahun 2021 silam-Foto: Dion. Umbu Ana Lodu

JAKARTA, iNewsSumba.id— Ancaman banjir pesisir atau rob kembali membayangi wilayah kepulauan di Nusa Tenggara Timur (NTT) memasuki awal 2026. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi mengeluarkan peringatan dini potensi rob yang diperkirakan melanda pesisir Flores, Sumba, Sabu Raijua, hingga Timor-Rote pada 1–6 Januari 2026.

Peringatan ini dikeluarkan menyusul terjadinya fenomena astronomi fase Perigee, yakni posisi terdekat bulan ke Bumi pada 2 Januari 2026, yang bertepatan dengan fase Bulan Purnama pada 3 Januari 2026. Kombinasi dua fenomena ini berpotensi meningkatkan pasang maksimum air laut secara signifikan.

Fenomena Perigee dan Bulan Purnama berpotensi meningkatkan pasang maksimum air laut yang dapat menyebabkan banjir pesisir di sejumlah wilayah Indonesia,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, Selasa (30/12/2025).

Bagi wilayah kepulauan seperti Sumba dan Flores, ancaman rob bukan sekadar peristiwa musiman. Rob berpotensi langsung mengganggu aktivitas ekonomi warga pesisir, mulai dari nelayan tradisional, pelabuhan rakyat, hingga pemukiman padat di kawasan pesisir rendah.

BMKG menekankan, dampak rob bisa dirasakan dalam berbagai bentuk, seperti genangan air laut di jalan-jalan pesisir, rusaknya tambak ikan dan garam, serta terganggunya aktivitas bongkar muat di pelabuhan kecil yang menjadi urat nadi distribusi logistik antarpulau.

Di Sumba Timur dan Sumba Barat Daya, sejumlah kampung pesisir diketahui berada pada elevasi rendah dan sangat rentan terhadap kenaikan muka air laut, terutama saat pasang maksimum bertepatan dengan cuaca ekstrem.

“Kami mengimbau masyarakat pesisir untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan, terutama pada periode pasang maksimum air laut,” tulis BMKG lebih lanjut.

BMKG juga meminta masyarakat dan pemerintah daerah rutin memantau informasi cuaca dan peringatan dini melalui kanal resmi BMKG agar dapat melakukan langkah mitigasi sejak dini.

Ancaman rob di awal tahun ini sekaligus menjadi pengingat bahwa wilayah kepulauan di NTT membutuhkan sistem peringatan dini lokal dan infrastruktur pesisir yang adaptif terhadap perubahan iklim dan dinamika laut.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network