WAINGAPU, iNewsSumba.id– Pertumbuhan pariwisata Sumba Timur tampak menggembirakan, namun pemerintah daerah mengingatkan bahwa pesatnya kunjungan wisata juga membawa dampak sosial yang harus diwaspadai. Hingga September 2025, kunjungan wisatawan tercatat mencapai 30.340 orang.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disparbud Sumba Timur, Yudi Umbu Rawambaku, menyebutkan tingginya arus wisatawan menjadi tanda kuat pemulihan ekonomi daerah. Namun di saat bersamaan, risiko sosial mengintai jika pengelolaan pariwisata tidak dilakukan dengan bijak.
Yudi menyebut beberapa potensi ancaman yang harus segera ditangani, mulai dari sampah wisata, prostitusi, hingga perdagangan manusia. Menurutnya, semua dampak itu bisa menggerus kehidupan sosial masyarakat lokal jika tidak dikendalikan.
Ia menegaskan bahwa perkembangan pariwisata memang tidak bisa dihindari, tetapi harus dibarengi dengan tata kelola yang disiplin dan berbasis nilai-nilai kultural masyarakat Sumba Timur.
Pemerintah daerah kini menempatkan pembangunan pariwisata berkelanjutan sebagai prioritas utama. Lima ekosistem pengembangan—destinasi, pemasaran, industri, kelembagaan, dan SDM—disiapkan untuk memastikan pariwisata tumbuh tanpa merusak fondasi sosial masyarakat.
Data Disparbud menunjukkan grafik kunjungan wisata terus meningkat sejak 2021. Dari 16.539 kunjungan pada tahun tersebut, angka melonjak menjadi 46.298 pada 2022 sebelum stabil di kisaran 38–41 ribu pada 2023–2024.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
