Cegah Malaria dengan Tanaman Pengusir Nyamuk, Dosen dan Mahasiswa Keperawatan Waingapu Edukasi Warga
WAINGAPU, iNewsSumba.id — Tim dosen dan mahasiswa Program Studi Keperawatan Waingapu menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pendampingan Keluarga dalam Memodifikasi Lingkungan Bebas Malaria” di Desa Mbatakapidu, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Kegiatan berlangsung di dua lokasi berbeda, yakni Posyandu Kalihi pada 12 September 2025 lalu dan Posyandu Desember pada 6 November 2025.
Ketua Tim Pengabdian, Umbu Nggiku Njakatara, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar untuk mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap ancaman penyakit malaria, terutama menjelang musim hujan. “Kami ingin mengedukasi masyarakat agar mengenali potensi bahaya dan melakukan pencegahan melalui cara-cara alami,” ujarnya.
Dalam penyuluhan itu, tim keperawatan mengajarkan cara sederhana mengendalikan populasi nyamuk dengan menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai wangi dan pohon mint. Setidaknya 20 anakan tanaman dibagikan kepada keluarga yang hadir aktif berdiskusi.
Umbu Nggiku menuturkan, modifikasi lingkungan rumah tangga adalah langkah efektif untuk mencegah malaria tanpa ketergantungan penuh pada obat kimia. “Menanam tanaman pengusir nyamuk bukan hanya sehat, tapi juga memperindah lingkungan,” katanya.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Mbatakapidu dan dukungan penuh pemerintah desa. Kepala Desa Mbatakapidu, Yohanis Maramba Hamu, menyebut, inisiatif akademisi ini menjadi contoh nyata sinergi kampus dan masyarakat dalam membangun kesadaran kesehatan.
“Penyakit malaria masih menjadi ancaman serius di wilayah kami. Kami sangat terbantu dengan edukasi ini,” ujar kepala desa dalam kesempatan terpisah.
Antusiasme warga tampak tinggi, terutama saat sesi tanya jawab. Banyak ibu rumah tangga dan kader posyandu menanyakan cara perawatan tanaman pengusir nyamuk agar tetap tumbuh subur di sekitar pekarangan rumah.
Selain penyuluhan, kegiatan juga menjadi wadah mahasiswa untuk belajar langsung mengenai komunikasi kesehatan masyarakat dan praktik promotif-preventif.
Menurut Umbu Nggiku, pendekatan partisipatif seperti ini memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendorong masyarakat hidup sehat dan sadar lingkungan. “Kami berharap kebiasaan baik ini terus berlanjut, bukan hanya saat kegiatan berlangsung,” pungkasnya.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait
