"Penggunaan DTT memang bisa jadi solusinya namun prosesnya tentu lebih panjang. Yang paling pas adalah paradigma kita rubah dulu, BPBD jangan sebatas reaktif terhadap bencana namun juga preventif dimana ada atau tidak terjadi atau tidak bencana ataupun musibah kita siap," paparnya.
Kepastian ketiadaan stok emergency bagi korban bencana di gudang BPBD pada awalnya diketahui dari Yonathan Marawali, Kalak BPBD Sumba Timur pada 28 November 2023 lalu. Saat itu iNews.id mengkonfirmasi perihal langkah yang akan diambilnya sehubungan dengan bencana angin puting beliung yang sedikitnya menerjang 6 rumah warga di Desa Praikarang dan 1 unit rumah warga lainnya di Desa Persiapan Pahomba, Kecamatan Nggaha Ori Angu. Dalam pesan WA-nya disebutkan tidak adanya lagi stok bantuan emergency di BPBD Sumba Timur.
Untuk diketahui, dalam pelatihan penyusunan rencana kontijensi penanggulangan bencana tingkat Selasa-Rabu (13-14/12/2023) lalu BPBD Sumba Timur disebutkan ada 11 bencana yang berpotensi besar terjadi di Sumba Timur. Dalam kegiatan yang diikuti 11 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga stake holder lainya seperti BMKG, Unkriswina, PMI dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Sumba Timur itu ditegaskan pentingnya rencana kontijensi.
Kegiatan yang didukung oleh Sumba Integrated Development (SID) bekerjasama dengan World Neighbors yang didanai oleh USAID itu dibuka secara resmi oleh Sekda setempat, Umbu Ngadu Ndamu.
“Rencana Kontijensi merupakan bagian penting yang merupakan turunan dari dokumen kajian risiko bencana atau KRB yang harus disusun oleh Pemerintah Kabupaten,” tandas Umbu Ndamu.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait