Jika PT Pelni beralasan karena prioritaskan penumpang jelang Natal dan Tahun baru, menurut para sopir kurang tepat. Hal itu karena masih di awal bulan Desember juga Pulau Sumba dominan warganya beragama kristen dan cenderung untuk tidak keluar daerah untuk merayakan Natal.
“Kita disini mayoritas Kristen, malah penumpang kapal yang dari luar banyak datang ke sini bukan sebaliknya banyak yang keluar. Kalau batasi kendaraan ekspedisi dari luar ke sini masuk diakal. Lihat saja ini penumpang tidak banyak yang mau keluar Sumba,” timpal Domi diamini Soleman dan sopir lainnya itu.
Domi dan Soleman bersama puluhan sopir truck ekspedisi kecewa pada PT Pelni yag menolak untuk mengangkut mereka dan truck ekspedisinya dari Pelabuhan Waingapu, NTT - Foto Kolase : iNewsSumba.id
Para sopir truck ekspedisi itu masih tetap menaruh harapan agar ada kebijakan dari PT Pelni juga Pemerintah Pusat dan Daerah untuk kepastian nasib mereka. Jika harapan itu tidak terpenuhi mereka menyatakan hanya akan pasrah namun tidak menutup kemungkinan akan melakukan aksi demo dan ambil langkah nekad di waktu selanjutnya seperti menyerobot untuk tetap bisa masuk dan diangkut.
Sayangnya upaya para sopir untuk mendapatkan kebijakan dari PT Pelni agar bisa tetap mengangkut mereka dan truck serta muatannya tidak berhasil. KM Egon sekira pukul 12.00 WITA bertolak dari pelabuhan Waingapu menuju Lembar, Surabaya, Batulicin, Pare-pare dan Bontang dan meninggalkan para sopir bersama truck ekspedisi berserta harapannya yang pupus.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait