.
Aku sadar akan lebih baik berakhir mundur perlahan dibandingkan harus bertahan namun terus terluka.
Aku tidak tahu apa itu cinta, sampai akhirnya aku bertemu denganmu.
Pilunya, saat bersamaan aku tahu rasanya patah hati.
Kamu adalah patah hati terbaik yang tak akan pernah aku sesali.
Rasanya aku begitu lelah untuk terus berbisik memanggil namamu.
Kalau mau tidur jangan ditutup ya teleponnya. Biar aku bisa denger suara napas kamu.
Berjanjilah bersamaku sekarang, esok, dan selamanya.
Bila mungkin mencintai adalah sebuah bentuk ilusi yang fana, maka aku akan bertahan untuk terus berimajinasi hingga akhirnya ilusi itu menjadi nyata.
Banyak yang selalu ada, tapi kalo cuma kamu yang aku mau, gimana?
Rela dikecewakan hanya demi bisa bertahan dengannya. Aku hanya penikmat senyummu, sayangnya bukan pemilik, apalagi penyebab.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu
Artikel Terkait