Wisata Kelas Dunia, Keselamatan Kelas Darurat: Alarm Keras dari Tragedi Pulau Padar
LABUAN BAJO, iNewsSumba.id– Labuan Bajo terus dipromosikan sebagai destinasi super prioritas dengan pariwisata kelas dunia. Namun tragedi tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah di perairan Pulau Padar justru membuka ironi besar di balik gemerlap promosi tersebut.
Insiden pada 26 Desember 2025 itu merenggut nyawa seorang WNA Spanyol dan membuat tiga penumpang lainnya masih hilang. Hingga hari kelima pencarian, Tim SAR Gabungan baru menemukan satu jenazah, sementara operasi pencarian terus diperkuat.
Di tengah duka dan pencarian yang belum usai, pelaku pariwisata Matheus Siagian menyebut tragedi ini sebagai alarm keras bagi sistem keselamatan wisata laut di Labuan Bajo.
“Keselamatan kita masih darurat, sementara branding pariwisata sudah kelas dunia,” kata Matheus.
Ia menilai, keselamatan wisata laut belum ditempatkan sebagai fondasi utama pengembangan pariwisata. Banyak operator masih menganggap simulasi darurat sebagai formalitas belaka.
Padahal, menurutnya, kondisi laut yang dinamis menuntut kesiapan kru yang jauh lebih tinggi. Tanpa pelatihan yang serius dan berulang, keselamatan penumpang menjadi pertaruhan.
“Keselamatan itu bukan slogan. Ia lahir dari latihan yang nyata dan tak terduga,” tegasnya.
Matheus mengusulkan sistem penilaian kesiapan keselamatan kapal wisata, bukan hanya berdasarkan kelayakan teknis, tetapi juga kemampuan kru menghadapi skenario terburuk.
Ia mencontohkan praktik di negara maju, di mana operator wisata laut rutin menjalani audit kesiapan darurat tanpa pemberitahuan. Kegagalan dalam audit bisa berujung pada pencabutan izin.
“Di sana, nyawa manusia ditempatkan di atas kepentingan bisnis,” ujarnya.
Menurut Matheus, Labuan Bajo perlu membentuk lembaga khusus keselamatan kapal wisata yang independen dan berwenang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh operator.
Tragedi KM Putri Sakinah, katanya, harus menjadi titik balik, bukan sekadar catatan duka di akhir tahun.
Jika tidak, Labuan Bajo berisiko kehilangan lebih dari sekadar wisatawan namun juga kepercayaan dunia bisa ikut tenggelam bersama setiap kecelakaan laut yang terulang.
Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu