get app
inews
Aa Text
Read Next : IRCI Pilih Tema Tana Sebagai Pilot Program Desa Wisata Hijau di Sumba Barat Daya

Lonjakan Kunjungan Tembus 30 Ribu, Sumba Timur Waspadai Dampak Sosial Pariwisata

Senin, 17 November 2025 | 09:25 WIB
header img
Pesona air terjun Tanggedu dengan alam dan ljngkungannya yang masih sangat natural, selalu menjadi destinasi favorit wisatawan - Foto : Pokdarwis Tanggedu

WAINGAPU, iNewsSumba.id– Pertumbuhan pariwisata Sumba Timur tampak menggembirakan, namun pemerintah daerah mengingatkan bahwa pesatnya kunjungan wisata juga membawa dampak sosial yang harus diwaspadai. Hingga September 2025, kunjungan wisatawan tercatat mencapai 30.340 orang.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disparbud Sumba Timur, Yudi Umbu Rawambaku, menyebutkan tingginya arus wisatawan menjadi tanda kuat pemulihan ekonomi daerah. Namun di saat bersamaan, risiko sosial mengintai jika pengelolaan pariwisata tidak dilakukan dengan bijak.

Yudi menyebut beberapa potensi ancaman yang harus segera ditangani, mulai dari sampah wisata, prostitusi, hingga perdagangan manusia. Menurutnya, semua dampak itu bisa menggerus kehidupan sosial masyarakat lokal jika tidak dikendalikan.

Ia menegaskan bahwa perkembangan pariwisata memang tidak bisa dihindari, tetapi harus dibarengi dengan tata kelola yang disiplin dan berbasis nilai-nilai kultural masyarakat Sumba Timur.

Pemerintah daerah kini menempatkan pembangunan pariwisata berkelanjutan sebagai prioritas utama. Lima ekosistem pengembangan—destinasi, pemasaran, industri, kelembagaan, dan SDM—disiapkan untuk memastikan pariwisata tumbuh tanpa merusak fondasi sosial masyarakat.

Data Disparbud menunjukkan grafik kunjungan wisata terus meningkat sejak 2021. Dari 16.539 kunjungan pada tahun tersebut, angka melonjak menjadi 46.298 pada 2022 sebelum stabil di kisaran 38–41 ribu pada 2023–2024.

Sementara pada 2025, jumlah kunjungan hingga September sudah melampaui 30 ribu orang. Angka ini diprediksi naik signifikan hingga akhir tahun, sejalan dengan banyaknya agenda wisata akhir tahun.

Di tengah geliat ekonomi ini, pemerintah memperkuat koordinasi dengan lembaga penegak hukum, tokoh masyarakat, dan komunitas lokal untuk mengawasi potensi kejahatan yang memanfaatkan sektor pariwisata.

Kolaborasi juga dilakukan dengan desa-desa wisata agar keamanan dan kenyamanan tetap terjaga, tanpa menghalangi ruang gerak ekonomi masyarakat.

Yudi menutup dengan peringatan bahwa masa depan pariwisata Sumba Timur tidak hanya diukur dari jumlah pengunjung, tetapi sejauh mana masyarakat tetap terlindungi dari dampak buruk perkembangan itu.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut