get app
inews
Aa Text
Read Next : Presiden Prabowo Luncurkan Superholding BUMN, Ini Tiga Nama Kandidat Bos Danantara!

Shock Therapy dari Danantara: 50% BUMN Merugi, Reformasi Tak Bisa Ditunda

Minggu, 16 November 2025 | 08:17 WIB
header img
Wisma Danantara Indonesia-Foto: Dok. Danantara

JAKARTA, iNewsSumba.id — Setengah dari total lebih dari seribu BUMN di Indonesia tercatat merugi. Angka itu menjadi alarm keras yang membuat Danantara mengambil langkah radikal untuk memangkas jumlah perusahaan negara. Hanya sekitar 200 BUMN yang akan dipertahankan dalam struktur baru.

Managing Director Non-Financial Holding Operasional Danantara, Febriany Eddy, menyatakan langkah itu bukan pilihan mudah, tetapi keharusan. Bila tidak, negara akan terus menanggung kerugian yang muncul akibat perusahaan-perusahaan yang tidak produktif.

“Anak-anak usaha yang tidak memberikan manfaat mesti kita eliminate,” ujarnya di Jakarta, Minggu (16/11/2025).

Ia menyoroti banyaknya perusahaan yang berdiri bukan karena kebutuhan bisnis, melainkan karena keputusan masa lalu yang tidak lagi relevan. Bahkan, beberapa dibentuk tanpa kajian memadai, kemudian dibiarkan berjalan tanpa arah.

Dampaknya adalah kerugian yang mengalir tahun demi tahun. Perusahaan induk harus menanggung biaya operasional anak-cucu usaha yang tidak menghasilkan keuntungan. Kondisi itu menekan kinerja BUMN dan pada akhirnya membebani keuangan negara.

“Dulu, kalau bikin anak perusahaan bisa langsung tunjuk komisaris dan direksi. Banyak decision yang tidak sesuai konteks,” ungkapnya.

Lebih buruk lagi, muncul pola kompetisi internal yang merusak. Banyak BUMN bersaing di pasar yang sama, bahkan saling menurunkan harga hingga mengorbankan margin keuntungan.

Contoh paling jelas terlihat di sektor konstruksi. BUMN Karya saling memperebutkan tender tanpa strategi kolektif yang terarah. Mereka menawar harga serendah mungkin, meski konsekuensinya merugikan kesehatan perusahaan.

Karena itu, perampingan BUMN bukan semata langkah kosmetik. Danantara menilai reformasi struktural adalah satu-satunya jalan agar perusahaan negara kembali berada dalam koridor bisnis yang sehat dan berdaya saing.

Reformasi ini diharapkan menjadi shock therapy agar seluruh pemangku kepentingan menyadari bahwa pengelolaan BUMN tidak boleh lagi dibiarkan berjalan tanpa strategi. Masa depan BUMN dinilai bergantung pada keberanian melakukan koreksi besar-besaran.

Dengan format baru yang lebih ramping, efisien, dan fokus, Danantara yakin kebangkitan BUMN bisa dimulai dari sini.

Editor : Dionisius Umbu Ana Lodu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut